Takalar (Sulsel) – Saat ini masyarakat Indonesia bukan hanya dihadapkan pada masalah covid 19, tetapi juga permasalahan potensi terjadinya kemarau panjang yang akan melanda beberapa daerah. Dampak dari kemarau panjang ini terutama bagi sektor pertanian adalah keterbatasan dalam ketersediaan air terutama di lahan-lahan pertanian yang bisa berakibat terjadinya krisis pangan.
Staf Khusus Menteri Pertanian, Ir. Lutfi Halide, MP saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka rapat evaluasi LTT di Kabupaten Bantaeng menyempatkan mampir melihat kondisi pertanaman di Kabupaten Takalar, tepatnya di Kelurahan Panrannuangku, Kec. Polut.
Menurut Lutfi, sepanjang jalan dari Gowa menuju Takalar, kondisi pertanaman khususnya padi sangat menggembirakan.
“Kita sangat mengapresiasi kinerja petani dan penyuluh yang telah berjuang menjaga ketahanan pangan bangsa,”
“Saya berpesan agar petani dan penyuluh tetap produktif menjaga ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia,”.
“Dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini, semua negara mengalami dampak secara ekonomi, termasuk Indonesia, semua bisnis berhenti dan mengalami kerugian, dan satu-satunya bisnis yang harus terus berjalan adalah pertanian,” ungkap Lutfi. Kamis (2/7/2020).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) senantiasa meminta agar insan pertanian harus tetap bekerja meskipun dalam suasana Pandemi Covid-19.
“Kita saat ini sedang berada dalam kondisi Covid-19 yang mengakibatkan hampir semua sektor kehidupan bermasalah, termasuk sektor ekonomi. Tapi ada satu sektor yang memiliki efek yang besar jika bermasalah, yaitu jika kebutuhan pangan 267 juta jiwa tidak terpenuhi, maka ini efeknya akan panjang. Oleh karenanya, saya meminta kepada petani untuk tetap bekerja memproduksi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan kepada para petugas/penyuluh agar tetap mendampingi petani sehingga bisa diperoleh hasil produksi yang maksimal,” ungkap SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi, juga senantiasa mengingatkan bahwa Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.
“Dalam masa seperti ini, pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Petani dan penyuluh harus terus turun ke lapangan. Namun tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19 seperti selalu cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan pakai masker. Kenapa pertanian tidak boleh berhenti, karena sektor pertanian berkewajiban menyediakan bahan pangan,” tutur Dedi.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Kab. Taklaar, Muhammad Ikbal “Dinas Pertanian melalui Bidang Tanaman Pangan dan Penyuluh Pertanian terus berusaha memotivasi petani agar produktif di masa Pandemi, oleh karenanya semua lahan yang memiliki potensi sumber air yang memadai sudah ditanami semua.”
Penulis : Jamaluddin Al Afgani