Makassar, Kabartujuhsatu.news, - Terpilihnya Taufan Pawe (TP) sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menyisakan gejolak. Dimana kubu Nurdin Halid (NH) membuat rapat formatur sendiri dan menyusun kepengurusan sendiri, yang mana formatur terdiri 3 orang dari kubu NH dan 2 orang formatur dari kubu Taufan Pawe.
Sementara kubu formatur Taufan Pawe terdiri dari dia sendiri dan formatur utusan DPP, Muhiddin M Said. Sehingga ada dua versi hasil formatur Musda DPD I Partai Golkar Sulsel, Kamis 6 Agustus 2020 lalu.
Kejadian ini mendapat tanggapan dari Anshar ILo Politisi Muda Golkar Sulsel. Melalui siaran persnya, Rabu (26/08/2020) di Jakarta Ilo sapaan akrabnya mengatakan, kubu atau kelompok NH harus legowo dan menghargai hak preogratif Taufan Pawe Ketua Formatur hasil Musda DPD Partai Golkar Sulsel.
Apalagi katanya, Taufan Pawe selaku Ketua Terpilih, dipilih secara aklamasi dan didukung semua pihak seluruh DPD I Partai Golkar se Sulsel. Bahwa, ada pandangan yang berbeda dalam penyusunan pengurus, baik itu sekretaris, ketua harian atau jajaran pengurus bisa dibicarakan bersama.
“Inti dari perbedaan pandangan antara kubu NH dan kubu Taufan Pawe, bisa diselesaikan dengan musyawarah mufakat untuk kebesaran Golkar Sulsel. Bagaimanapun semuanya adalah kader Golkar yang sudah teruji membesarkan Partai Golkar Sulsel di kancah politik nasional,” kata ILo berharap berujung damai.
Kata dia, apabila masih ada persoalan dan belum bisa tuntas, bisa dibawah ke ranah mediasi DPP Partai Golkar dan bahkan ke Mahkamah Partai. Lanjut Ilo, akan tetapi diharapkan bisa tuntas dengan kata mufakat dan kebersamaan.
Kader muda Partai Golkar meminta agar loyalis NH lebih tenang dan bersabar menunggu keputusan DPP Partai Golkar. Sebab kata ILo, Partai Golkar Sulsel awal September ini akan menghadapi Pilkada serentak yang akan memasuki pendaftaran di KPUD.
“Saya minta kepada semua saling berangkulan untuk membesarkan Partai Golkar di Sulsel. Mari kita hormati amanah yang dipercayakan kepada Pak Taufan Pawe untuk memimpin Partai Golkar Sulsel, saat Musda kemarin,” tandas Ketua Umum Relawan Muda Sulawesi (Remusa) for Jokowi-Amin ini.
Ketua Umum Ormas DPP Solidaritas Merah Putih ini mendukung visi dan terobosan Taufan Pawe yang ingin membesarkan Partai Golkar Sulsel. Apalagi Taufan Pane dipilih karena memiliki pengalaman selama dua periode sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Pare-Pare dan menjabat Walikota Parepare.
“Saya yakin Taufan Pane bisa mengembalikan kejayaan partai beringin di Sulsel. Kita dukung penuh Pak Taufan Pawe untuk merangkul semua potensi yang dimiliki untuk membesarkan Golkar,” tukas ILo.
Terakhir ILo berharap, agar kita semua memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Taufan Pane. Bahwa ada yang tidak puas tidak masuk di kepengurusan bisa aktif di hasta karya Partai Golkar atau ormas yang didirikan Partai Golkar.
“Partai Golkar adalah partai modern dan partai memiliki basis massa, serta kader-kader yang jelas kiprahnya. Lewat manajemen konflik dan pengalaman mengelola konflik kepentingan, saya yakin bisa selesai masalah ini,” pungkas Ilo menyerukan persatuan kedua kubu.
Kubu NH Goyang Taufan Pawe
Sebelumnya sejumlah loyalis NH menggoyang kepemimpinan Taufan Pawe. Orang dekat NH yang juga ketua panitia Musda Golkar kemarin, Risman Pasigai mengeluarkan pernyataan keras. Ia meminta Taufan Pawe mundur dari Ketua Golkar Sulsel jika tak sanggup.
Disusul oleh tiga formatur loyalis NH yang menggelar rapat formatur di kantor DPD I Golkar Sulsel, tanpa Taufan Pawe dan formatur utusan DPP, Muhiddin M Said. Ketiga formatur itu bermanuver dikabarkan karena menolak usulan kepengurusan yang dibawa Taufan Pawe ke DPP.
Menanggapi manuver loyalis NH itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe membeberkan alasan mereka menolak draft kepengurusan yang diajukan ke DPP Partai Golkar. Taufan menegaskan, loyalis NH menolak anggota fraksi Partai Golkar Sulsel diakomodir masuk kepengurusan.
Padahal, anggota fraksi adalah kader- kader yang terbukti memiliki banyak kontribusi ke Partai Golkar.
Taufan mengaku, mengakomodir semua pihak sesuai dengan petunjuk DPP karena ingin formasi ideal dalam kepengurusan. Dengan mengakomodir semua potensi maka akan menjadi jaminan kebesaran Partai Gokar di Sulsel.
“Ini adalah luapan kekecewan ketiga formatur itu. Saya ingin bagaimana terwujud struktur kepengurusan ideal, sesuai saran DPP agar anggota fraksi difungsikan, atau dioptimalisasikan. Tentu saya masukkan dalam kepengurusan,” kata Taufan, Rabu, (26/08/2020) kepada Manifesto.
Taufan membantah tak melakukan rapat formatur. Dia mengaku lima formatur sudah melakukan rapat bersama di Jakarta. Namun, tiga formatur tersebut tetap menolak hasil rapat tersebut.
“Sudah rapat bersama, dan saya menyodorkan nama struktur, namun mereka menolak beberapa nama, termasuk nama anggota fraksi yang masuk dalam struktur, serta beberapa nama untuk mengisi jabatan yang mereka tawarkan,” beber Taufan.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel terpilih Taufan Pawe menegaskan, saat ini draft kepengurusan Partai Golkar Sulsel periode 2020- 2025 sudah berada di meja Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu penerbitan SK kepengurusan dari DPP Partai Golkar. Taufan mengaku, pihaknya menyerahkan draft kepengurusan kepada DPP Golkar karena sudah selesai di tingkatan formatur.
“Draf kepengurusan sadah ada di meja Ketum (Airlangga Hartarto),” kata Taufan Pawe kepada Manifesto, Selasa (25/08/2020).
Ia pun heran dengan manuver yang dilakukan oleh ketiga formatur yang menggelar rapat perampungan pengurus di kantor DPD I Partai Golkar Sulsel. Padahal, formatur telah merampungkan draft kepengurusan yang selanjutnya diserahkan kepada DPP Partai Golkar.
“Draft kepengurusan sudah rampung, kenapa mesti ada lagi langkah inprosedural?” tanya Taufan yang juga Walikota Parepare itu.
Dari bocoran draft pengurus yang diajukan Taufan Pawe ke DPP Partai Golkar, sekretaris ditempati Ashary Sirajuddin dan ketua harian dijabat oleh Ketua DPRD Sulsel, Ina Kartika Sari.
Tiga formatur menolak draft usulan Taufan Pawe yang diajukan ke DPP. Tiga formatur yang diketahui sebagai loyalis mantan Ketua DPD Partai Golkar Sulsel Nurdin Halid pun melawan. Dikabarkan ketiga formatur itu menginginkan Kadir Halid sebagai sekretaris dan Arfandy Idris sebagai ketua harian.
Tiga formatur masing- masing, Abdilah Natsir, Farouk M Betta, dan Imran Tenri Tata Amin Syam pun menggelar rapat formatur perampungkan kepengurusan GolkarSulsel periode 2020- 2025 tanpa melibatkan Taufan Pawe dan formatur dari DPP, Muhiddin M Said.
Usai menggelar rapat, Abdillah Natsir mengatakan, pihaknya melakukan inisiasi rapat formatur untuk merampungkan kepengurusan. Pasalnya, kepengurusan harus dirampungkan paling lambat 7 hari pasca Musda Golkar Sulsel 6 Agustus 2020.
“Kami inisiatif melaksanakan rapat formatur dengan menyusun struktur, mengingat jadwal yang ditetapkan Musda ke-10 yaitu 7 hari sudah terlampaui jauh, saat ini sudah masuk hari ke-17 setelah Musda Golkar,” kata Abdillah Nasir, Selasa (25/08/020).
Ia menegaskan, jika rapat yang digelar merupakan rapat resmi dan dinyatakan quorum karena dihadiri tiga dari lima formatur, meski tak dihadiri Ketua Formatur Taufan Pawe dan Muhiddin M Said. Mantan Sekretaris Golkar Sulsel itu mengaku, telah mengundang keduanya untuk hadir dalam rapat perampungan kepengurusan Partai Golkar Sulsel itu.
“Adapun jumlah struktur kepengurusan sebanyak 147 orang, 39 persen diisi oleh kader perempuan. Inilah nantinya kita bawa ke DPP untuk di SK kan,” pungkasnya. (red/manifesto)
Penulis: RB. Syafrudin Budiman SIP / Fadli Ramadhan.