Bupati Irwan Nasir Pantang Mundur Perjuangkan Sagu Masuk Manajemen Logistik Nasional
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Bupati Irwan Nasir Pantang Mundur Perjuangkan Sagu Masuk Manajemen Logistik Nasional

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 29 Agustus 2020, Agustus 29, 2020 WIB Last Updated 2020-08-29T09:09:52Z
    masukkan script iklan disini



    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Bupati Kepulauan Meranti Provinsi Kepulauan Riau Drs Irwan Nasir MSi memang layak mendapat predikat Presiden Sagu. Dalam berbagai kesempatan Irwan tak sungkan-sungkan mendesak agar sagu mejadi alternatif dan solusi ketahanan pangan nasional.


    Dalam diskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional yang dipandu Koki Otonomi Profesor Djohermansyah Djohan (Prof Djo), di kantor Institut Otonomi Daerah (i-Otda), Jakarta, kemarin, bupati dua periode ini kembali minta pemerintah pusat melalui Perum Bulog turun tangan memasukkan Sagu dalam managemen Logistik Nasional.


    Dia mengingatkan, ketersediaan pangan global semakin mengkhawatirkan akibat belum meredanya Pandemi Covid-19. 


    Sejumlah negara pengeksport beras terpaksa menghentikan eksport berasnya. Sebut saja negara Thailand, negara yang dijuluki negeri Gajah Putih ini sudah tiga bulan menghentikan eksport berasnya ke negara-negara Asean.


    Malang bagi negara kita, yang masih tergolong negara pengimport beras. Meski stock beras nasional aman hingga tahun 2021, diperkirakan ketersediaan beras kita akan semakin menipis akibat tertutupnya kran import beras. 


    Yang paling mengkwatirkan, jumlah luas lahan sawah setiap tahun terus berkurang akibat pengembangan wilayah pemukiman dan pembangunan kawasan industry. 


    “Setiap tahun luas lahan sawah kita jauh berkurang, akibat pertambahan jumlah penduduk yang memerlukan pembangunan pemukiman,” kata Irwan Nasir.


    Itulah sebabnya, ujar Irwan Nasir yang juga Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (Fokus Kapasindo), Meranti, tak pernah berhenti memperjuangkan agar pemerintah pusat membuat kebijakan komoditi Sagu menjadi  alternatif dan solusi ketahanan pangan nasional. 


    Bulan lalu, Irwan pun telah menyambangi  Perum Bulog di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. 


    Dalam kesempatan itu, Irwan  meminta kepada pihak Perum Bulog untuk menjadikan Sagu sebagai salah satu alternatif komoditi pangan Nasional. 


    Sejak dahulu Kepalauan Meranti memang dikenal sebagai penghasil produksi Sagu Nasional. 


    Karena itulah  dia berharap sagu dari Kepalauan Meranti dapat dibeli Perum Bulog, agar dapat dipasarkan dan dieksport ke manca negara, sebagaimana  layaknya beras.


    Prof. Djo yang memandu dialog interaktif kemudian menanyakan, berapa banyak jumlah produksi Sagu dari Kepulauan Meranti. 


     
    Irwan lantas menjelaskan Kabupaten yang telah dipimpinnya hampir sepuluh tahun itu, merupakan daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia.  


    “Perkebunan sagu Meranti telah menjadi sumber penghasilan utama hampir 20% masyarakat Meranti dengan luas Iahan 39.644 ha. Jumlah pabrik Sagu ada sebanyak 95 unit dengan hasil produksi tepung sagu mencapai 241.277 Ton/Tahun,”katanya. 


    Irwan mengatakan, sebagian hasil produksi Sagu Meranti dijual ke Cirebon, Pekanbaru, Medan dan Malaysia.


    Selain dari kebun sagu masyarakat, terdapat juga kebun Sagu milik PT Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 21.000 ha yang diberi izin dan telah diolah seluas 14.000 ha. 


    Hebatnya lagi, hasil produksi sagu dari Kepulauan Meranti ternyata telah diekspor ke berbagai Negara di antaranya Jepang, Korea Selatan dan Singapura. 


    Namun, mewabahnya pandemi Covid 19, juga  sangat berdampak terhadap pemasaran hasil produksi tepung sagu. 


    Efeknya, kondisi ekonomi petani sagu di Kepalauan Meranti juga terdampak.


    Maka satu-satunya jalan adalah,  Irwan berharap kepada Perum Bulog RI agar dapat menampung dan membeli hasil produksi tepung sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti. 


    “Pemerintah Pusat melalui Perum Bulog harus turun tangan memasukkan Sagu dalam managemen Logistik Nasional. Caranya dengan menampung dan membeli hasil produksi Sagu masyarakat layaknya Bulog membeli beras sehingga memberikan jaminan kepada masyarakat pengolah Sagu di sektor pemasaran,”paparnya dalam diskusi tersebut. 


    Sejauh ini Pemda Meranti menurut Irwan telah membangun Pabrik berskala kecil yang dapat mengolah Sagu menjadi beras Sagu dengan kapasitas 700 Kg/Hari dan mampu memproduksi 20 Ton Sagu basah/hari yang dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti Mie dan lainnya. 


    Dihadapan para awak media nasional yang hadir, dikantor redaski media otonominews Irwan mengatakan sangat yakin bahwa sagu akan menjadi alternative pilihan pangan yang tepat untuk  menjadikan Indonesia mencapai kedaulatan pangan.


     
    Untuk diketahui, Acara podcast "Koki Otonomi" ala Prof Djo, dihadiri tujuh petinggi redaksi media nasional, yakni Mawi Halo (Pemimpin Umum otonominews.co.id), Zulfahmi (Pemred Majalah Moslemchoice), Tete Mangkudilaga (Pemred Koranpagi.com), Ferry Edyanto (Pemred Meganews.id), Siswo Hadi (Pemred Merdekanews.com) dan Aris Kuncoro (Pemred Wartamerdeka.info) serta Junaidi P.Hsb (Pemred Majalah YOKATTA News). (*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini