Gowa, Kabartujuhsatu.news, - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) senantiasa meminta agar insan pertanian harus tetap bekerja meskipun dalam suasana Pandemi Covid-19.
"Kita saat ini sedang berada dalam kondisi Covid-19 yang mengakibatkan hampir semua sektor kehidupan bermasalah, termasuk sektor ekonomi. Tapi ada satu sektor yang memiliki efek yang besar jika bermasalah, yaitu jika kebutuhan pangan 267 juta jiwa tidak terpenuhi, maka ini efeknya akan panjang. Oleh karenanya, saya meminta kepada petani untuk tetap bekerja memproduksi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan kepada para petugas/penyuluh agar tetap mendampingi petani sehingga bisa diperoleh hasil produksi yang maksimal," ungkap SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi, juga senantiasa mengingatkan bahwa Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi Covid-19. Karenanya, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.
“Dalam masa seperti ini, pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Petani dan penyuluh harus terus turun ke lapangan. Namun tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19 seperti selalu cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dan pakai masker. Kenapa pertanian tidak boleh berhenti, karena sektor pertanian berkewajiban menyediakan bahan pangan,” tutur Dedi.
Menyikapi arahan Mentan dan Kepala BPPSDMP Kementan, Kepala Dinas TPH Kab. Gowa memimpin pelaksanaan panen perdana pada lahan percontohan jajar legowo milik Ketua Kelompok Tani Julupa'mai Kelurahan Tamarunang, Kec. Sombaopu, Kab. Gowa hasil kerjasama dengan Corteva Field Trip Sekolah Lapang Padi Pioneer PP5.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gowa, Sugeng Priyanto, S.Hut, STP, M.Si, Lokasi ini menjadi tempat belajar bagi para petani di Kab. Gowa. karena merupakan tempat percontohan Jajar Legowo.
"Kami sangat senang dengan keberhasilan petani di Kecamatan Somba Opu menerapkan sistem tanam jajar legowo sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. Tentu hal ini tidak lepas dari peran penyuluh Kostratani BPP Bonto-Bonto yang tidak mengenal lelah mendampingi dan meyakinkan petani untuk beralih dari sistem tanam konvensional ke jajar legowo," ujar Sugeng. Sabtu (8/8/2020).
Anggota Komisi II DPRD Kab. Gowa, Hasmollah, menyampaikan bahwa tujuan budidaya padi adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, oleh karenanya petani harus merubah kebiasaan, cari kebiasaan baru yang bisa meningkatkan hasil produksi. "Hari ini kita sudah melihat bahwa dengan penerapan teknologi yang berbeda dari kebiasaan selama ini, ternyata mampuh meningkatkan hasil produksi," ungkap Hasmollah.
BPS Kab. Gowa, Marjuni menyampaikan bahwa ubinan sudah dilakukan oleh BPS dan diperoleh hasil 9,2 ton/ha. Dengan kadar yang masih tinggi yaitu 36%.
"Kalau seandainya semua lahan pertanian menerapkan teknologi jajar legowo, maka kami dari BPS tidak perlu terlalu repot melakukan ubinan, ini luar biasa, hasil 9.2 ton/ha sangat menggembirakan," ujar Marjuni.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Nurlyah Djamir, mengungkapkan bahwa bersama Kostratani BPP Bonto-Bonto, Poktan Julupamai kami jadikan sebagai Poktan percontohan di Kab. Gowa.
"Tempat ini kami jadikan lokasi studi banding internal, sehingga semua pengurus Poktan berkunjung ke lokasi ini untuk melihat secara langsung hasil budidaya Jajar Legowo, dengan harapan, setelah berkunjung, semua petani dapat menerapkan sistem tanam jajar legowo," ungkapnya.
Penyuluh Pertanian Kel. Tamarunang, Hj. Fatmawati, STP, yang wilayah binaannya sukses menerapkan sistem tanam jajar legowo mengungkapkan bahwa pencapaian 9.2 ton/ha sangat membahagiakan.
"Hari ini hampir semua perwakilan kelompok tani ikut hadir dalam panen perdana, mudah-mudahan dengan melihat hasil yang bagus ini, mereka secara perlahan beralih menerapkan sistem tanam jajar legowo," ungkap Fatmawati.
Ketua Kelompok Tani Julupa'mai Kelurahan Tamarunang, Kec. Sombaopu, Kab. Gowa, H. Muh. Tahir menyatakan lahan kelompoknya dalam bentuk hamparan seluas 150 ha dan 80% sudah menerapkan sistem tanam Jajar legowo.
"Kami sangat bersyukur karena hari ini bisa panen yang dihadiri langsung oleh Kadis TPH, Anggota DPRD Kab. Gowa, BPS dan BBPP Batangkaluku. Alhamdulillah hasil ubinan BPS diperoleh 9.2 ton/ha. Karena lokasi ini dijadikan tempat pembelajaran oleh Kostratani BPP Bonto-Bonto, dan sudah banyak dikunjungi oleh petani dari Kecamatan yang lain, maka kami berharap semoga kecamatan yang sudah belajar ke sini juga bisa menerapkan teknologi yang kami gunakan sehingga produksinya bisa meningkat," tutur H. Tahir.
Penulis : Jamaluddin Al Afgani