Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Sekelompok massa yang berjumlah sekira 100 orang tiba-tiba menyerang Mapolsek Ciracas di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, terjadi Sabtu, 29/8/2020 dini hari WIB.
Polisi menyebutkan peristiwa penyerangan dan perusakan di Mapolsek Ciracas dilakukan oleh sekitar 100 orang tidak dikenal, massa yang datang dengan mengendarai sepeda motor itu merusak sejumlah fasilitas milik polisi dengan benda keras dan melakukan aksi pembakaran.
“Ada 100 orang tidak dikenal yang datang dan melakukan perusakan di Mapolsek Ciracas”, ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, di lokasi kejadian.
Yusri mengatakan pelaku datang dengan mengendarai sepeda motor, lalu melakukan aksi perusakan Mapolsek. Dua anggota polisi yang sedang berpatroli dilaporkan terluka akibat serangan pelaku.
“Saat ini anggota yang terluka sedang menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati,” tuturnya.
Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Operator dan Unit Sabara Polsek Ciracas juga menjadi sasaran. Kaca-kaca ruang SPKT dan Operator dan Unit Sabara pecah tak berbekas.
Pelaku juga membakar satu unit mobil dinas Wakapolsek Ciracas dan satu unit bus operasional yang terparkir di lingkungan Mapolsek Ciracas Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur
Seorang warga berinisial Rotua (26) dan seorang rekannya berhasil lolos dari iring-iringan konvoi yang saat itu berhenti di Pool Mayasari Bakti. Rotua memacu sepeda motornya dengan sangat cepat dan lekas berbelok ke kiri di saat tiba pertigaan Denzipur.
Rotua tidak akan pernah lupa momen dirinya empat jam bersembunyi di sebuah gereja di malam terjadinya insiden pembakaran Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Ciracas, Jakarta Timur.
Ia memasuki Jalan Sudirman, melewati sebuah sekolah dan berhenti tepat di Gereja Aloysius Gonzaga. Rotua masuk ke dalam gereja untuk mencari perlindungan. Beruntung ia melihat sejumlah sekuriti gereja saat itu sedang bersiaga di pos.
“Waktu itu udah hampir pukul 01:30 WIB. Abis lolos masuk ke Jalan Sudirman saya ama temen langsung masuk saja ke gereja. Nyari perlindungan saja, soalnya di depan serem banget. Mencekam banget pokoknya,” tutur Rotua.
Rotua dan seorang temannya berlindung di gereja sampai sekira pukul 05:00 WIB. “Waktu itu kata satpam udah kondusif, udah dijagain juga sama Denzipur. Makanya bisa pulang pas jam 5,” ujar Rotua.
Rotua mengatakan, pengalamannya bersembunyi di gereja tidak akan pernah terlupakan. Baginya, menyaksikan konvoi yang melibatkan ratusan orang tak dikenal itu sebuah momen tak terlupakan.
“Engga bakal lupa, waktu itu emang mencekam banget Jalan Raya Bogor. Soalnya di mana konvoi itu lewat, itu pasti ada aja yang dipukul atau dibakar,” ujar Rotua. Minggu (30/8/2020)
Rotua menceritakan, iring-iringan konvoi tersebut melakukan sejumlah tindakan anarkis. Mulai dari merusak toko para pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Raya Bogor depan Gor Ciracas, hingga memukul pemotor sampai tersungkur ke tanah.
Warga yang turut menyaksikan konvoi, kata Rotua, juga diminta menjauh dan tidak mengambil foto maupun video. Ratusan orang tak dikenal dalam konvoi itu juga memblokade jalan serta memaksa para pengendara yang saat itu melintas di Jalan Raya Bogor untuk menyingkir.
“Yang kasihan itu pedagang yang di sebrang juga ikut jadi sasaran. Mereka dipukuli, disuruh tutup. Dagangannya dirusak, anarkis banget pokoknya. Raya Bogor mencekam banget dah tadi malam,” ujar dia.
Rotua saat itu masih berhenti di depan Gor Ciracas. Menyaksikan iring-iringan konvoi mendekat, Rotua bergegas memacu sepeda motornya. Namun, konvoi yang menggunakan sepeda motor tersebut juga bergerak dengan cepat.
“Semalam itu pas kesusul (konvoi) langsung disuruh mandek semuanya (pengendara di Jalan Raya Bogor). Engga mobil, motor, disuruh mandek semua pokoknya yang di depan Pool Mayasari Bakti” sambung Rotua.
Rotua salah satu pengendara yang ikut dihentikan. Ia sempat diinterogasi, ditanya dari mana dan apa yang baru saja dilakukan.
Beruntung Rotua melihat ada sejumlah kendaraan roda empat menerabas iring-iringan konvoi dan berhasil lolos.