Muna (Sultra), Kabartujuhsatu.news, - Calon Wakil Bupati Muna, H. La Pili menyoroti beberapa persoalan dan kisruh yang terjadi di Muna saat ini. Banyak permasalahan yang terjadi dan tak kunjung selesai.
Bahkan menurutnya, geliat ekonomi pembangunan Kabupaten Muna berdasarkan angka statistik jauh tertinggal dari kabupaten lain termasuk Kabupaten Muna Barat.
"Ternyata salah satu persoalannya adalah masalah pasar yang ada di Muna yakni Pasar Laino, " ungkap La Pili beberapa waktu lalu di Muna.
Ia mengaku sering mendapatkan aspirasi masyarakat di Pasar Laino bahwa pelaku-pelaku pasar di Pasar Laino tersiksa dengan kondisi yang ada pada saat ini.
"Pembangunan Pasar Laino dibangun menggunakan uang rakyat dari APBD jadi tidak pantas kemudian penggunaannya membebani bapak dan ibu saudara sekalian," jelas La Pili.
Ia juga mendapatkan informasi akurat bahwa lods-lods pasar yang ada diperjualbelikan dari 5 juta bahkan sampai 20 juta rupiah.
"Tidak pantas itu diperlakukan karena uangnya bukan masuk di APBD atau keuangan kas daerah tetapi dipergunakan oleh sekelompok orang," terangnya.
La Pili menyebut lima tahun silam dirinya tahu bahwa janji pemimpin Muna saat ini pernah berjanji dan itu hanya omong kosong.
"Katanya mau dikasih bagus ini pasar, dimana dia kasih bagusnya, bahkan kemarin ada kebakaran di pasar ini, berlarut larut persoalannya tidak pernah diselesaikan," lanjutnya.
Olehnya itu, ia berpesan tidak akan berubah nasib kita kalau bukan kita sendiri yang merubahnya.
"Momentum 9 Desember 2020 mendatang waktunya untuk merubah nasib kita. Kalau kita salah memilih pemimpin maka penderitaan kita boleh jadi bukan hanya lima tahun tapi boleh jadi 10- 20 tahun karena aktornya itu-itu saja, yang akan membuat daerah kita tertindas dimasa-masa yang akan datang," tutur Mantan Kader PKS ini.
Selain itu, persoalan yang disorotinya adalah pemecatan honorer secara semena-mena.
"Banyak pegawai honorer yang dipecat hari-hari terakhir ini. Dengan segala kesewenangan yang ada pada mereka, maka itulah pemimpin otoriter yang sesungguhnya," tegasnya.
Kemudian lagi, lanjut La Pili menyebut ada masyarakat yang akan dipenjarakan karena mengatakan pembohong kepada pemimpinnya.
"Saya ingin mengatakan bahwa pembohong yang sebenarnya adalah pembohong yang membodohi masyarakatnya dengan merubah namanya bukan nama aslinya. Bayangkan kita sudah dipimpin satu periode tapi namanya bukan nama aslinya. Itu aslinya pembohong. Rupanya namanya tidak mempercayai nama yang diberikan kepadanya, " jelasnya.
Selanjutnya, La Pili menyoroti pembangunan yang amburadul yang tidak mempunyai perencanaan yang matang.
"Coba kita lihat jalanan yang dibangun yang tidak dipakai hari ini karena ada tiang listrik ditengah jalan, " lanjutnya.
Demikian juga amburadulnya penataan SDM. Menurutnya, ada Kepsek yang dibacakan namanya tapi tak kunjung dilantik.
"Olehnya itu, kita butuh pemimpin yang tegas dan disiplin serta berprestasi, agar semua tertata dengan baik, " tandasnya. (Red/Jul Awal)