Makassar, Kabartujuhsatu.news, - Indonesia sebagai negara agraris termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, menjadi semakin sulit dan menimbulkan kerawanan pangan.
Perubahan pola curah hujan, kenaikan curah hujan, banjir dan kekeringan merupakan dampak serius perubahan iklim saat ini. Jika tidak segera ditangani dengan solusi yang tepat, perubahan iklim akan mengancam sistem ketahanan pangan kita.
Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitstive (READ-SI) merupakan inisiasi perluasan proyek Rural Empowerment and Agricultural Development (READ) telah berhasil memberdayakan petani kecil, meningkatkan pendapatan dan produksi serta memperkuat kelembagaan di desa.
Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah menilai perlunya lanjutan kerjasama dengan IFAD dalam memperluas proyek READ yang dimasukkan dalam "Blue Book" periode 2018-2022.
Dalam menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dan Balai Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Pelatihan Teknis Sistem Pertanian Cerdas Iklim Bagi Penyuluh Pertanian Pendamping READ-SI selama 8 hari yakni tanggal 2 s/d 9 november 2020 di Fox Lite Hotel Makassar Jl. Sultan Hasanuddin.
Sebanyak 3 Angkatan dan tiap angkatan terdiri dari 20 orang sehingga totalnya 60 orang penyuluh yang berasal dari Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ardin Tjahyo, mengatakan ada banyak dampak perubahan iklim terhadap pertanian kita, seperti kemarau panjang (El nino) dan Hujan yang ekstrim (La Nina) yang akan dialami negeri ini dan baru saja presiden Joko Widodo umumkan agar kita semua bersiap untuk menghadapinya. Selain itu dampak perubahan iklim ini sangat berpengaruh juga terhadap Hama dan Penyakit yang menjadi faktor penghambat produksi.
"Melalui program READ-SI ini, penyuluh pertanian akan dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai dampak dan perubahan iklim", pungkasnya. (IQBL/Medsos BBPP-BK).