Takalar (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,- Appalili/Tudang sipulung adalah salah satu tradisi suku Bugis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan sebelum turun ke sawah.
Appalili merupakan suatu kegiatan secara bersama-sama membicarakan, merundingkan dan memecahkan masalah yang terkait dengan persiapan memulai musim tanam untuk mencapai kesepakatan melalui budaya musyawarah.
Keputusan yang diambil dalam tudang sipulung harus berdasarkan prinsip mengalir bersama, yang artinya bahwa keputusan yang akan dicapai dalam musyawarah merupakan keputusan atas kehendak bersama dan untuk kepentingan bersama, yang diibaratkan bagaikan air yang mengalir bersama-sama. Antara kehendak penguasa (pemerintah ) dan kehendak rakyat harus berjalan beriringan dalam menemukan titik temu berdasarkan kepentingan bersama.
Appalili/Tudang Sipulung atau duduk bersama membahas berbagai persoalan. Salah satu yang sering dilaksanakan secara periodic adalah membahas rencana menyangkut usaha tani padi yang rutin dilakukan petani padi. Pelaksanaannya dilakukan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan hingga Kabupaten. Seluruh petani atau perwakilan petani (kontaktani), pemerintah, penyuluh dan stakeholder lainnya duduk bersama guna menetapkan jadwal tanam yang tepat, jenis varietas yang akan digunakan, waktu tanam dan dosis pemupukan yang tepat. Appalili/Tudang Sipulung juga dilakukan untuk merumuskan paket rekomendasi teknologi komoditas padi setiap musim tanam.
Sebagai salah satu upaya Peningkatan Produksi Pangan, Kostratani BPP Pattallassang Laksanakan Appalili. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula kantor Camat Pattallassang yabg dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kab. Takalar, Widyaiswara BBPP Batangkaluku, Kapolsek Pattallassang, Danramil Pattallassang, Camat Pattallassang, Koordinator BPP dan Penyuluh WKPP Kec. Pattallassang beserta POPT, Pengurus Gapoktan dan Poktan lingkup Kec. Pattallassang, dan Fasilitator Kredit Usaha Rakyat.
Kegiatan ini dibuka oleh Camat Pattallassang, Bahtiar Hasyim, SP. Menurut Bahtiar yang juga merupakan mantan Koordinator Penyuluh Pertanian Kab. Takalar, Appalili merupakan salah satu upaya untuk menyamakan persepsi terkait jadwal tanam yang tepat, jenis varietas yang akan digunakan, waktu tanam dan dosis pemupukan yang tepat. Jumat 20/11/2020).
Koordinator BPP Pattallassang Syaripuddin, SP menyampaikan bahwa kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder ini bertujuan agar kesepakatan mengeni jadwal tanam yang tepat, jenis varietas yang akan digunakan, waktu tanam dan dosis pemupukan yang tepat dapat meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi sawah.
Kepala Dinas Pertanian Takalar, Muhammad Hasbi, SIP., M.Si menyampaikan bahwa Pertanian adalah satu-satunya bidang usaha yang terus berkontribusi secara positif terhadap pembangunan Ekonomi di tengah Pandemi Covid-19.
"Pada Masa Pandemi ini, andalan ekonomi nasional adalah pertanian. Bahkan provinsi Sulsel pada kuartal tiga, masih tumbuh 8,8%", ungkap Hasbi.
"Dalam kondisi seperti ini, berbagai upaya, terus kami lakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan Petani, diantaranya Melatih industri rumah tangga untuk melakukan pengolahan hasil, Melatih KWT memanfaatkan lahan pekarangan", lanjut Hasbi.
Widyaiswara BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani yang diminta menyampaikan materi terkait solusi peningkatan produksi pangan di tengah pembatasan alokasi pupuk bersubsidi menyampaikan bahwa petani harus bijak dalam melakukan pemupukan. Banyak sumber-sumber bahan organik yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas tanah.
Pemanfaatan bahan organik untuk tanah dan teknologi pupuk organik cair yang di kombinasikan dengan pupuk kimia sintesis diyakini akan mengurangi penggunaan pupuk kimia tanpa menurunkan produksi secara kuantitas.
"Pembatasan kuota pupuk subsidi sebenarnya bisa menjadi berkah tersendiri bagi petani, karena hal ini akan meningkatkan kreativitas petani dalam memanfaatkan bahan-bahan organik yang tersedia disekitarnya, sehingga Lambat laun kondisi tanah akan semakin lebih baik, dan produksi akan semakin meningkat", jelas Jamal.
Apa yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Batangkaluku sejalan dengan arahan Kepala BPPSDMP, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi. Dalam beberapa kesempatan, Kepala Badan senantiasa mengingatkan agar penyuluh pertanian terus meningkatkan kompetensinya dalam mendampingi petani, termasuk mengedukasi petani agar memanfaatkan bahan organik menjadi pupuk organik.
"Saya berharap semua insan pertanian fokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pertanian. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah memanfaatkan sumber-sumber bahan organik menjadi pupuk organik. Oleh karenanya, penyuluh pertanian harus mampu mendampingi petani, bagaimana cara mengolah bahan organik menjadi pupuk organik", ungkap Dedi dalam salah satu kegiatan Mentan Sapa Penyuluh.
Penulis : Jamaluddin Al Afgani