Makassar (K71) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan menyebut setiap kabupaten/kota telah menyiapkan posko siaga dalam menghadapi fenomena La Nina.
"Untuk posko memang ada di setiap kabupaten/kota sebab prinsipnya semua sudah siaga dengan posko masing-masing," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulsel Endro Yudo Waryono di Makassar, Minggu (20/12/2020).
Ia mengemukakan penanganan bencana juga dilakukan sesuai tingkat kejadiannya, sehingga bencana yang masih bisa dilokalisir maka ditangani oleh BPBD kabupaten/kota. Sementara jika ada hal-hal yang perlu diatasi pada skala provinsi, maka akan ditangani oleh BPBD Provinsi Sulsel.
Endro menyampaikan persiapan fenomena La Nina telah dilakukan sejak Oktober, mulai dari pelatihan personil, peralatan hingga sosialisasi ke masyarakat.
"Sebelum cuaca ekstrem kita sudah mulai bersiap diri, paling tidak bersosialisasi, cek kelengkapan peralatan dan sebagainya. Kami sudah bersiaga sehingga apapun kejadiannya, kami sudah siap turun di lapangan," jelasnya.
Berdasarkan geografis, puncak La Nina akan terjadi pada Januari dan Februari 2021 dengan beberapa titik rawan pada wilayah pegunungan dan pesisir.
Efek terburuk dari fenomena La Nina ini ialah tingginya curah hujan yang dimungkinkan bisa mengakibatkan banjir, sungai-sungai meluap hingga tingginya ombak laut.
"Efek hujan deras ini mungkin akan muncul banjir, sementara untuk di pegunungan sungai-sungai meluap, pada pesisir kemungkinan ombak akan lebih besar karena air yang pasang," katanya.
Adapun beberapa daerah dengan titik rawan di Sulsel yakni Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Kota Palopo, Kabupaten Tana Toraja, Utara Toraja sebagian daerah Kabupaten Gowa dan Sinjai. Termasuk pula di wilayah yang memiliki laut seperti Kabupaten Selayar, Pangkep, dan Bantaeng.
"Prioritas kami yaitu pesisir dan pegunungan, mereka yang tidak ada gunung atau lautnya paling tidak bisa dilakukan penanganan di tingkat lokal untuk diatasi," ujarnya.
Sumber : BPBD Sulsel