Majene (Sulbar), Kabartujuhsatu.news, - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,9 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Data dari BMKG, gempa bumi tektonik di Majene terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB siang tadi. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah barat laut Majene, Sulawesi Barat, di kedalaman 10 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).
Bambang melanjutkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi tersebut membuat guncangan yang dirasakan IV-V MMI di wilayah Kabupaten Polewali. BMKG menjelaskan getaran IV-V MMI berarti getaran dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun. Selain terasa di Polewali, gempa terasa di wilayah lainnya.
"Mamuju, Majene IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI, Toraja dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)," jelasnya.
"Pinrang, Poso, Pare-pare dan Wajo II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)," lanjutnya.
Dari pantauan BMKG hingga pukul 14.00 WIB, masih terjadi 2 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo maksimum M 4,9.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," tuturnya.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkasnya.
Sumber : BMKG