Gowa (Sulsel), Kabartujuhsatu.news, - Kepala dusun Pajalau Desa Panakkukang Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Ilyas Sijaya mendatangi Kantor Sekretariat salah satu organisasi wartawan di kabupaten Gowa terkait pemberitaan miring yang dituduhkan media online beberapa waktu lalu terhadapnya, Senin, (25/1/2021) Jl. Tumanurung Raya No 6 - 7 Pandang Pandang
Dirinya sangat keberatan dituduh arogan dan berprilaku premanisme sebagai aparat desa terhadap warga, pemberitaan miring tersebut sangat tidak adil dan merupakan fitnah untuk dirinya.
Ilyas mengatakan dia dan kepala desa Panakkukang tidak pernah berlaku sebagai preman dan arogan menangani permasalahan warga.
Lanjutnya, sebenarnya siapa yang arogan disini, Rahman Sijaya atau saya,"ucapnya
Pemberitaannya sebagai oknum wartawan sangat arogan, memberitakan tidak sesuai fakta. Naskah beritanya sangat tendensius dan berbau fitnah.
Saya tahunya seorang jurnalis tidak boleh menaikkan berita berdasarkan kepentingan pribadi, rasa tidak suka dan rasa benci. Netralitas dan independensi harus di junjung tinggi,"ujarnya
Sebenarnya lokasi yang di persoalkan atau digugat saudara Rahman Sijaya milik orang tuanya Rahim dg Rowa sudah dibayarkan sebagian sebesar empat juta rupiah pada tanggal 4 Januari 2021 dan akan di selesaikan dua bulan kedepannya oleh salah satu warga yang memanfaatkan lahan tersebut.
Pembayaran tersebut diketahui berdasarkan dengan bukti kwitansi yang diberikan salah satu warga pemanfaat bernama Supri,"pungkasnya
Begini kronologi yang dituduhkan Rahman sesuai penuturan kepala desa Panakkukang, Zulkifli Dg Pasang via telepon awalnya ada masyarakat yang datang melaporkan terkait patok jalan yang dipindahkan sehingga kami datang tinjau langsung kelokasi tersebut
Lanjutnya, namun warga yang memindahkan sudah tidak berada di lokasi sehingga kami memanggil untuk mengajak berkomunikasi dan negosiasi di lokasi namun tidak ada titik temu malam itu,"tutur Zulkifli
" Persoalan lahan ini sudah 8 tahun yang lalu dan sudah di sepakati untuk dipergunakan sebagai jalanan untuk warga yang tinggal didalam. Entah mengapa baru saat ini pemilik lahan mencari dan keberatan lahan tersebut dipergunakan warga.
Kehadiran kepala dusun, ketua RW dan ketua RT serta warga dilokasi yang dianggap saudara Rahman membawa massa itu hanya dibesar-besarkan saja. Inikan komunikasi dilokasi tentu saja banyak orang, jadi bukan mengumpulkan massa seperti yang diberitakan,"tutupnya.