Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan sejumlah provinsi potensial untuk dikembangkan sebagai sentra produksi kedelai dalam negeri, diantaranya adalah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Timur.
Produksi kedelai di daerah tersebut katanya cukup tinggi.
"Ada empat yang besar. Jawa Timur di bawah NTB. Di NTB sampai Jawa Tengah itu sudah bagus industri benih sudah ada, sudah cukup," ucapnya Selasa (5/1).
Kendati demikian, dalam Outlook Kedelai 2018 yang dirilis Kementan, Jawa Timur merupakan sentra utama produksi kedelai tertinggi sepanjang 2014 hingga 2018. Rata-rata kontribusi produksi kedelai mereka mencapai 32,87 persen dari total produksi nasional yang sebesar 850,15 ribu ton.
Pada 2016, sentra kedelai di Jawa Timur terletak di Kabupaten Sampang dan Banyuwangi. Keduanya memberikan kontribusi 30,36 persen terhadap produksi provinsi.
Sentra kedelai lainnya adalah Jawa Tengah yang berkontribusi 14,28 persen dari total produksi nasional dan Jawa Barat dengan kontribusi produksi sebesar 11,18 persen. Khusus Provinsi Jawa Tengah, sentra utama penghasil kedelai adalah kabupaten Grobogan yang tahun 2016 berkontribusi 43,08 persen terhadap produksi provinsi.
Sementara di luar Jawa, seperti disebutkan Suwandi, yang menjadi sentra kedelai adalah Nusa Tenggara Barat dengan kontribusi 11,03 persen, Sulawesi Selatan 5,58 persen, Aceh 3,62 persen, dan Lampung 2,67 persen.
Suwandi optimistis ketergantungan Indonesia dengan kedelai impor dapat dikurangi. Pasalnya, mahalnya harga kedelai impor saat ini dapat menjadi momentum untuk menggenjot produksi.
Dengan harga yang tinggi, kata dia, petani di sejumlah sentra kedelai akan lebih semangat untuk menanam dibandingkan kondisi sebelumnya.
"Sekarang itu kondisinya bagus dalam arti harga. Jadi petani semangat lagi kalau dalam kondisi seperti ini. Karena membandingkan dengan komoditas lain mana yang lebih untung," ucapnya. (Red/Al-AZ).