Mentan SYL Kejar Produksi Kedele Dalam Negeri Dalam Waktu 200 Hari
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Mentan SYL Kejar Produksi Kedele Dalam Negeri Dalam Waktu 200 Hari

    Kabartujuhsatu
    Selasa, 05 Januari 2021, Januari 05, 2021 WIB Last Updated 2021-01-06T04:01:44Z
    masukkan script iklan disini


    Mentan Syahrul Yasin Limpo akan mengejar produksi kedelai dalam negeri dalam waktu 200 hari sebagai upaya mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global (Foto Dokumen).


    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku akan mengejar produksi kedelai di dalam negeri dalam waktu 200 hari atau dua kali masa tanam.


    Upaya itu dilakukan dalam rangka mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global, di mana Indonesia sangat bergantung pada impor kedelai yang merupakan bahan baku tahu dan tempe.


    "Kami coba lipat gandakan. Ini membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya. Kita juga kerja sama dengan kementerian lain," ujarnya usai Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Kementan, Senin (4/1).


    Syahrul menjelaskan produksi kedelai dalam negeri harus berdaya bersaing, baik kualitas maupun dari segi harga.


    Program yang dilakukan dalam peningkatan produksi, yakni melalui perluasan areal tanam dan melibatkan integrator, kedelai unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.


    Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menegaskan langkah nyata yang diimplementasikan oleh Kementan untuk produksi kedelai tahun ini di antaranya percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator.


    Tahun ini, Kementan mengalokasikan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 hektare (ha), Sulawesi Barat 30 ribu ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha.


    Selain itu juga membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15 ribu ha, Jabar 15.000 ha, Jatim 15 ribu ha, NTB 4.000 ha dengan dukungan KUR dan akses kepada offtaker," terang Suwandi.


    Ia menambahkan Badan Litbang Pertanian juga turut meningkatkan produktivitas kedelai. Rata rata produktivitas kedelai saat ini 1,5 ton/ha dan harus ditingkatkan menjadi 2 ton/ha melalui riset benih unggul dan teknologi budi daya.


    "Perlu juga pengendalian impor melalui kebijakan dari non lartas (dilarang dan atau dibatasi) menjadi lartas dan mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produksi kedelai lokal dengan harga yang ditetapkan," tandasnya. (Red/Al-AZ).

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini