Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Seorang kakek 67 tahun, Sutarmo, ditemukan meninggal dunia di kediamannya Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan saat banjir merendam wilayah tersebut sejak Sabtu (20/2) dini hari.
Ketua RW 6, Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Syarifuddin menduga Sutarmo tewas karena tenggelam usai terkunci di dalam rumah saat banjir merendam rumahnya. Dia ditemukan tewas sekitar pukul 07.00 WIB di tengah genangan air.
"Kebetulan almarhum tidurnya di bawah. Air kan tiba-tiba datang tinggi aja. Kemungkinan di bawah itu yang enggak bisa ketulung," ujar Syarif, Sabtu (20/2).
Syarif menjelaskan, peristiwa itu bermula saat Sutarmo tinggal sendiri di kediamannya pada Jumat (19/2) malam sesaat sebelum hujan mengguyur sebagian besar wilayah tersebut. Rumah itu dikunci oleh anggota keluarganya yang lain.
Ponakan Sutarmo yang tinggal sekitar 200 meter dari situ, kata Syarif, sengaja mengunci rumah tersebut karena khawatir Sutarmo akan pergi saat malam. Hal itu biasa dilakukan mengingat usia Sutarmo yang sudah tua.
"Kebiasannya, setiap malam rumahnya dikunci sama ponakannya. Jam 9 malam. Katanya alasannya buat enggak ngelindur ke mana-mana," kata dia.
Banjir setinggi 1 meter merendam ruas Jalan Pejaten Barat Raya hingga Sabtu (20/2). Banjir mengakibatkan akses lalu lintas arah Kemang-Pasar Minggu terputus.
Tak lama setelah itu, banjir mulai merendam sebagian besar rumah di Jatipadang sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Kala itu, Syarif menuturkan, warga mulai saling memberi pertolongan dan mengevakuasi sekitar pukul 4.00 dini hari.
Namun, kala itu, rumah Sutarmo tak sampai dimasuki karena sautan warga tak mendapat respons. Menurut Syarif, warga kala itu panik untuk memberi pertolongan ke warga lain yang lebih membutuhkan.
Belakangan, rumah Sutarmo baru dimasuki saat anggota keluarganya meminta tolong agar rumah tersebut didobrak. Di dalam rumah, Sutarmo ditemukan telah menggenang di atas banjir.
Terlebih menurut Syarif, banjir sejak Sabtu (20/2) dini hari telah mencapai ketinggian lebih dari satu meter di sebagian besar wilayah Jatipadang.
"Ini lupa, ada yang ngingetin kalau masih ada orang di situ. Inget jam 7.00 pagi, ketika saudaranya dateng, ke Pak RT. Ngasih tahu, mau bongkar. Karena kuncinya ilang. Pas bongkar, sudah ngambang," kata Syarif.
Banjir di Jatipadang total telah merendam 701 kepala keluarga pada Sabtu (20/2). Mereka saat ini tersebut di empat titik pengungsian. Hingga saat ini ketinggian air masih bervariasi antara 50-1 meter.
(Syarif/thr/pmg)