Kabartujuhsatu.news,
TSM-Iran memang telah mengalami kemajuan pesat dalam pengembangan pesawat tanpa awak canggih. Bahkan teknologi dronenya telah teruji di berbagai front pertempuran yang diopergunakan oleh para pejuang Hizbullah dan Houthi dalam beberapa tahun terakhir di kawasan regional Timur Tengah. Bahkan keseimbangan Perang Yaman telah berubah secara drastis setelah para pejuang Houthi mulai mengembangkan drone dan rudal berkat bantuan pengetahuan dan teknologi Iran. Jumat (26/2/2021).
Kaman-22 adalah drone berbadan lebar pertama produksi lokal yang diklaim mampu membawa berbagai jenis senjata dan terbang sejauh 3.000 kilometer dengan durasi 24 jam. Drone juga dilengkapi dengan kemampuan peperangan elektronik dan optic untuk pengintaian, kata Brigjen Aziz Nasirzadeh, komandan Islamic Angkatan Udara Republik Iran (IRIAF).
Ditambahkan pula bahwa Kaman-22 dapat menjalankan berbagai misi seperti patroli, pengintaian, pengumpulan data, pencitraan, dan pertempuran udara dengan muatan senjata pintar, kata Nasirzadeh seperti dikutip Tasnim News.
Berdasarkan analisa gambar yang ada, Kaman-22 terlihat mirip MQ-1 Predator Amerika Serikat (AS) dengan fitur MQ-9 Reaper yang lebih canggih. Hal tersebut tidak mengherankan, karena empat tahun lalu Iran mengklaim berhasil mendaratkan drone RQ-170 AS yang sedang melakukan pengintaian.
Demikian pula sayap lurus Kaman-22 dengan cantelan senjatanya yang mirip Reaper tapi juga memiliki kemiripan dengan drone CH-5 China yang sudah banyak diekspor.
Kaman-22 atau Panah-22 dalam bahasa Persia kini menjadi drone terbesar yang dimiliki oleh Angkatan Udara Iran yang daya muatnya lebih besar dari MQ-1 AS.
Segala kemajuan dalam bidang persenjataan Iran, telah ditegaskan berulang kali oleh para pejabat Iran bahwa negara para mullah itu tidak akan ragu memperkuat kemampuan militernya, termasuk kekuatan rudal balistiknya yang sepenuhnya dimaksudkan untuk pertahanan. Dan kemampuan pertahanan Iran tidak dapat dinegosiasikan.
Sumber: nusantaranews.co