Sorong (Papua Barat), Kabartujuhsatu.news, - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju Nadiem Anwar Makarim B.A, M.B.A, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten dan Kota Sorong.
Perencanaannya, kunjungan kerja Mendikbud RI ini akan berlangsung selama tiga hari yakni mulai tanggal 10 - 12 February 2021.
Dalam kunjungan kerjanya, Nadiem Makarim yang berlatar belakang pengusaha muda ini bermaksud melihat dan mendengarkan langsung jalannya pendidikan yang masih pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten dan Kota Sorong melalui pemerintah daerah, guru, orang tua serta murid.
Pada hari pertama, Mendikbud RI ini telah mengunjungi juga berdiskusi di SMPN 14 Kabupaten Sorong, SLB Kabupaten Sorong, Sanggar Seni Nani Bili Kabupaten Sorong, SMKN 3 Kabupaten Sorong dan SMKN 3 Kota Sorong. Dan di hari kedua ini, Mendikbud RI mengunjungi juga berdiskusi di TK Kemala Bhayangkari 11 Kota Sorong, SMA Muhammadiyah Al-Amin Kota Sorong, SD Inpres 109 Perumnas Kota Sorong serta Pantai atau Kampung Malaumkarta Distrik Makbon Kabupaten Sorong.
Dalam kunjungannya Mendikbud RI didampingi Staf Kepresidenan Billy Mambrasar, Anggota Komisi X DPR RI Robert Joppy Kardinal serta pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam kunjungan dan diskusi bersama pihak pemerintah daerah, guru, orang tua serta beberapa murid tersebut, banyak keluhan yang telah disampaikan kepada Menteri Kabinet Indonesia Maju termuda ini, diantaranya adalah keinginan untuk kembali melakukan pembelajaran dengan tatap muka.
Karena dalam setiap diskusi, selalu saja ada pertanyaan kapan akan kembali sekolah tatap muka. Sebab diketahui jika cara Belajar Dari Rumah (BDR) ataupun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat tidak efektif.
Para guru mengeluh karena dalam pemberian materi, banyak materi yang sulit diterima anak didik.
Selain guru, para orang tua juga mengeluhkan jika pada kenyataannya sistem belajar melalui online tidak efektif. Karena banyak anak-anak yang lebih banyak bermain handphone (game) daripada belajar.
Para orang tua juga meminta Mendikbud RI agar bantuan kuota belajar dapat terus diberikan. Salah seorang murid SD Inpres 109 Perumnas Kota Sorong menyampaikan kepada Mendikbud RI keinginannya bersama teman-teman untuk kembali bersekolah seperti biasanya (tatap muka).
Salah seorang siswa di SMA Muhammadiyah Al-Amin Kota Sorong malah menanyakan kepada Mendikbud RI tentang apa solusi terbaik pembelajaran, karena cara belajar dari rumah dan pembelajaran jarak jauh tidak efektif.
Dalam diskusi bersama di SMA Muhammadiyah Al-Amin Kota Sorong Mendikbud RI mendengarkan langsung puisi yang dibuat oleh siswi bernama Najwa yang berjudul rindu. Dalam puisi tersebut tersimpan makna untuk kembali bermain, belajar dan berlari bersama.
Menjawab pertanyaan apa solusi terbaik untuk belajar, Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim menjawab bahwa solusi terbaik atasi belajar dari rumah dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah kembali ke sekolah. Dijelaskan Mendikbud RI, kembali belajar di sekolah sudah bisa dilakukan. Hal ini menurutnya berdasarkan SKB tiga Menteri.
"Namun, kembali belajar di sekolah yang akan dilakukan nantinya, itu kewenangannya berada pada kepala daerah. Kenapa? Karena kepala daerah yang tahu kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di daerahnya.
Hal ini tentunya menyesuaikan protokol kesehatan dan berkoordinasi dengan pihak sekolah atau komite sekolah bersama orang tua murid", jelas Nadiem Anwar Makarim.
Disampaikan Mendikbud RI ini jika BDR ataupun PJJ itu terpaksa dilakukan Kemendikbud RI. "Ini terpaksa dilakukan karena adanya pandemi Covid-19 juga tidak efektif. Oleh sebab itu solusinya kembali ke sekolah", imbuh Mendikbud RI.
Disampaikan Mendikbud RI jika di tingkat Paud, TK maupun SD itu sangat sulit dalam pembelajaran online. Orang tua mengeluh terkait kuota data yang membengkak, apalagi orang tua yang punya anak lebih dari dua.
Pastinya pengeluaran meningkat, makanya Kemendikbud RI memberikan bantuan kuota belajar untuk siswa-siswi.
Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim mengaku kedatangannya di Kabupaten dan Kota Sorong adalah untuk mendorong pemerintah daerah untuk dapat melakukan sekolah tatap muka.
"1 kali seminggu, 2 kali ataupun 3 kali seminggu, itu terserah yang penting menerapkan protokol kesehatan", tandas Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim.
Wali Kota Sorong Drs Ec Lambertus Jitmau MM saat bersama Mendikbud RI di SD Inpres 109 Perumnas Kota Sorong mengatakan akan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan agar secepatnya membuat undangan pertemuan untuk Kepala Sekolah TK, SD dan SMP (negeri dan swasta).
"Undang mereka ketemu saya membicarakan agar sekolah dapat dibuka, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Saya sangat setuju belajar tatap muka daripada online. Dari arahan Pak Menteri, proses belajar tatap muka di Kota Sorong akan dapat dilakukan secepatnya", ujar Wali Kota Sorong. (Ridha).