Makassar, Kabartujuhsatu.news, - Sebanyak 19 orang terduga teroris di Makassar diberangkatkan ke Jakarta Kamis, 4 Januari dengan menggunakan pesawat carter. Terduga teroris ini mendapat pengawalan ketat dari aparat Kepolisian Polda Sulsel, Densus 88 dan Polres Maros.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel, Irjen Pol Merdisyam mengatakan hasil penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 dimana dari hasil penyelidikan ada 19 orang diberangkatkan ke Jakarta.
“Total 23 tersangka ditangkap. 19 di antaranya diberangkatkan ke Jakarta, dua tewas tertembak, dan satu orang dipulangkan. Yang berangkat dikawal langsung dari Densus 88 sesuai standar operasional,” katanya. Prosesnya pun sempat mendapat pengawalan sangat ekstra dari sejumlah aparat kepolisian berseragam serba hitam dan bersenjata laras panjang.
Rencananya, terduga teroris yang tergabung dalam Jemaah Asharut Daulah (JAD) Sulsel ini dibawa ke Jakarta. Namun sebelum itu, pesawat harus singgah dulu ke Gorontalo untuk menjemput terduga teroris lainnya di sana.
Muncul fakta terbaru dalam penangkapan terduga teroris oleh Tim Densus 88 Antiteror di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Januari 2021 lalu.
Terkuak bahwa belasan terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan anggota organisasi terlarang Front Pembela Islam atau FPI.
Fakta tersebut muncul pasca polisi melakukan penangkapan dan pemeriksaan marathon kepada sejumlah terduga ini, hingga terungkap adalah kader Ormas terlarang itu.
“Sebagian tersangka yang diamankan di Makassar, merupakan anggota FPI. Dalam hasil pemeriksaan, ditemukan fakta bahwa FPI Makassar bersama dengan kelompok Anshor Daulah (JAD) di wilayah Makassar, dengan melakukan deklarasi mendukung ISIS dan dilanjutkan dengan baiat kepada ISIS,” ungkap Merdisyam.
Tak hanya itu, setelah diperiksa selama hampir satu bulan lamanya, juga terungkap ada salah satu terduga teroris berinisial AA yang telah merangkai bom elektrik.
“Dari hasil pemeriksaan dan barang bukti yang diamankan, ditemukan fakta bahwa tersangka berinisial AA telah membuat rangkaian bom berupa rangkaian sistem elektrik push off dan push on,” kata Irjen Pol Merdisyam.
Namun sasaran untuk meledakkan bom itu belum diketahui karena lebih dulu telah tertangkap oleh Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Enrekang pada Januari 2021 lalu.
Namun yang jelas, lanjut jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 ini, sebagian terduga teroris ini adalah keluarga dari pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Filiphina pada Agustus 2020 lalu.
“Sebagian tersangka yang diamankan merupakan keluarga dari pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral, Zulu, Filiphina yang pasangan suami istri atas nama Rulli Rian Rieke dan Ulfa Handayani,” tambah dia.
Sementara itu, satu terduga teroris yang sebelumnya ditangkap, rupanya belum diberangkatkan ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Irjen Merdisyam, mengatakan, terduga teroris yang belum diberangkatkan itu berinisial I, yang saat ini masih dirawat di RS Bhayangkara karena terkena luka tembak saat penangkapan dirinya berlangsung.
“Yang dirawat? Kalau sudah kondisi memungkinkan kita bawa ke Jakarta,” katanya.
Terduga teroris ini berusaha melawan saat akan ditangkap oleh Densus 88 Anti-teror di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Selain dia, ada juga rekannya berinisial MR dan SA dianggap sebagai orang yang berperan sebagai baiat atau yang melantik pengikut ISIS.
Sayang, dia tewas tertembak karena melawan saat akan ditangkap Tim Densus 88 saat itu. Kini, 23 terduga teroris berhasil ditangkap di beberapa wilayah di Sulsel.
Dua di antaranya adalah MR dan SA yang tewas tertembak. Kemudian ada I yang terluka, dan satu orang dipulangkan karena tidak terlihat dalam tindak pidana terorisme dan tidak tergabung dalam Jemaah Asharut Daulah (JAD) Sulsel.
Adapun 19 orang terduga itu diancam dengan pasal 15 Junto 7 UU No 5 Tahun 2018. “Dengan ancaman hukuman seumur hidup,” tegas Merdisyam.
Hal yang sama juga diungkapkan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes E Zulfan. Zulfan menyebut bahwa belasan terduga teroris JAD itu merupakan anggota FPI Makassar.
“Jadi semuanya yang ditetapkan tersangka dan dibawa ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut oleh Densus ini juga tercatat sebagai anggota FPI Kota Makassar,” kata Zulfan.
Sebagai informasi, 19 terduga teroris itu ditangkap oleh tim Densus 88 pada Rabu 6 Januari 2021 lalu.
Mereka diringkus di rumahnya di kawasan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Dalam peringkusan tersebut, terdapat sejumlah rangkaian bom yang ditemukan pihak kepolisian di lokasi. Bahkan sempat terjadi kontak senjata antara tim densus 88 dengan para terduga teroris yang menewaskan dua orang, yaitu M Rizaldi, berusia 44 tahun dan Sanjai Ajis berusia 22 tahun.
Adapun dari belasan terduga teroris yang ditangkap tersebut tiga diantaranya merupakan seorang perempuan.
Sumber: Rakyat Sulsel