Papua, Kabartujuhsatu.news, - Aliansi perempuan Papua menggelar aksi demonstrasi di hari Women Day Internasional (hari perempuan internasional) yang di langsungkan di Papua, Senin (8/3/2021).
"Bersuaralah hai kaum perempuan, hari hakmu untuk menyampaikan aspirasi tetangga realita di atas tanah Papua.
Revolusi Perempuan adalah ketika perempuan turut aktif dan berhasil melakukan perubahan mendasar dan menjadi suatu kekuatan laten yang beroposisi terhadap kekuasaan.
Hari Perempuan Internasional adalah hari global untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan.
Hari itu juga menandai seruan untuk bertindak untuk mempercepat kesetaraan gender. Kegiatan yang signifikan disaksikan di seluruh dunia saat kelompok berkumpul untuk merayakan pencapaian perempuan atau unjuk rasa untuk kesetaraan perempuan.
Kekuatan kaum perempuan ini tidak hanya menentukan gagal atau berhasilnya suatu pemerintahan, tetapi juga salah atau benarnya pemerintahan tersebut.
Sebelum Perang Dunia II, kita mengenal Empat Kebebasan dari Roosevelt yang menjelaskan empat hak asasi manusia yang paling mendasar dan ukuran keberhasilannya adalah pemenuhan hak-hak asasi perempuan.
Di west Papua kaum perempuan saat ini telah bergerak lebih maju dibandingkan pada masa Roosevelt.
Mereka telah mendorong isu-isu perempuan keluar dari pintu rumahnya, dengan melakukan suatu tindakan kepedulian yang bersifat visioner untuk bangsa dan rakyatnya, danmenuntut hak kaum perempuan di tanah west Papua.
Kaum perempuan west Papua tidak menginginkan bangsanya terpecah-belah oleh konflik, adu domba dan ancaman bahaya yang berasal dari dalam dan dari luar negerinya.
Kaum perempuan papua juga menuntut pemerintahnya harus mampu memakmurkan rakyat saat ini juga, dengan memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan hak-hak asasi manusia.
Kaum perempuan Papua menuntut agar di luar pintu rumahnya, siapa pun harus bebas berbicara, berserikat dan berkumpul tanpa kecemasan, tidak dipersekusi dan tidak diseret ke peradilan pidana.
Kaum perempuan west Papua juga menuntut pemerintah tidak boleh tidak harus mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan tidak melanggar hukum.
Kaum perempuan west Papua menuntut pemerintah tidak boleh memata-matai, mencurigai, mengurung dan memenjarakan pikiran manusia untuk kepentingan kekuasaan.
Peran kaum perempuan revolusioner telah terbukti dalam melakukan mobilisasi politik dan ide-ide perjuangan di west Papua, perempuan Papua menggerakkan jutaan orang turun ke jalan secara damai, tertib, rapi dan bersih yang menunjukkan praktik demokrasi yang berkualitas di era ini.
Pertama kalinya dalam sejarah west Papua, peran kaum perempuan sangat nyata memberikan watak revolusi yang bermartabat, yaitu damai, tertib, rapi dan bersih. Mobilisasi jutaan massa yang memrotes tingkah polah kekuasaan yang provokatif, pongah dan memecah belah negeri ini telah terjadi beberapa kali dan kaum perempuan menjadi tulang punggung perjuangan ini.
Revolusi Perempuan atau Revolusi Putih menjadi sebuah revolusi yang terus ada dalam sejarah peradaban manusia west Papua.
Dalam peradaban bangsa-bangsa di Amerika Utara, kita mengenal salah satu bangsa yang paling berani dan gigih, yaitu bangsa Cheyenne. Bangsa ini meletakkan hidup mati bangsanya kepada hati perempuan. Pepatah leluhur bangsa Cheyenne berbunyi seperti ini: “Sebuah bangsa tidak dapat ditaklukkan hingga hati para perempuannya takluk.
Setelah itu segalanya berakhir, tak peduli seberapa beraninya para pejuang ataupun seberapa canggihnya senjata mereka. begitu pula juga kaum perempuan west Papua bangkit dan melawan tanpa batas di atas tanah air west Papua demi kebebasan bangsa west Papua.
Perempuan Papua bangkit dan penindasan, perbudakan, diskriminasi, pembungkaman ruang demokrasi terhadap masyarakat Papua dan perempuan Papua, dan hari ini kaum perempuan berjiwa nasionalisme bangkit hari women day internasional. dan west Papua menuntut hak kaum perempuan di muka bumi cendrawasih west Papua.
#hidup_perempuan_papua
#hidup_perempuan_yang_melawan
#papua_merdeka
#BOBREG_HILDER