Kabartujuhsatu.news, -Tim Koordinator Sumatra Utara Julinar Sinaga menyesalkan terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di The Hill Hotel, Deli Serdang, Sumatra Utara pada Jumat (5/3) siang.
Menurut Julinar, bantahan Moeldoko sebelumnya bahwa dirinya tidak punya ambisi untuk masuk campur tangan dengan urusan internal Partai Demokrat ternyata bukan isapan jempol.
"Adakah Moeldoko sudah berpolah sebagai mana layaknya para politisi saat ini, yaitu sulit dipercaya dan menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan lewat Partai Demokrat?" Tanya Julinar Sinaga, Jumat (5/3)malam di Jakarta.
Sebagai anggota Tim Koordinator Sumatra Utara Julinar mengecam tindakan Moeldoko untuk menguasai PD. Sebab, kapan pula Moeldoko mempunyai kartu anggota PD?
Dirinya teringat dengan yang pernah dialami oleh Megawati tahun 1994 dulu. Dimana putri dari Bung Karno ini berhasil memenangkan suara di Kongres Partai Demokrasi Indonesia, namun kemudian "dikudeta" oleh Kelompok PDI yang terlihat pro dengan penguasa saat itu.
"Apakah yang terjadi di tubuh PD seperti itu pula? Nanti waktu yang akan menjawab. Sampai dimana para kader PD akan bersikap akan terlihat. Yang jelas, saya tidak rela bila Moeldoko yang memimpin PD. Karna saya tahu, Moeldoko adalah pembantu Presiden RI Ir.Joko Widodo saat ini, "Tutur Julinar tegas.
Pendapat Julinar benar. Ia merasakan saat ini ada fenomena partainya diarahkan untuk tunduk pada kekuasaan yang ada saat ini. Hal itu tentu berbahaya bagi perkembangan demokrasi ke depan.
"Kami melihat PD di bawah kepemimpinan Agus Harimukti Yudhoyono mempunyai masa depan yang gemilang dengan mampu merekrut anggota yang baru. Kondisi ini tampaknya dikuatiri akan merugikan rezim yang akan berakhir 2024,"lanjut Julinar.
"Mereka yang tidak suka dengan kemajuan PD berupaya menguasai partai dengan menempatkan Moeldoko sebagai figur baru. Bayangkan saja meski melanggar protokol kesehatan dengan mengumpulkan orang banyak di saat pandemi covid19 Corona, kok dibiarkan oleh Penjaga Keamanan dan ketertiban di Masyarakat? Padahal kami tidak tahu kiprah Moeldoko selama ini di Partai Demokrat. Ini Kongres tidak sah." Tutup Julinar. (**)