Batu bara (Sumut), Kabartujuhsatu.news,- Inginkan Cucu Bahagia, Nek Taniem Harus Jualan Minyak Eceran dari Subuh hingga petang, Minggu (14/3/2021 ) .
Nek Taniem 74 tahun Warga Dusun 7 Desa Rawa Doli, Kec. Datuk Lima Puluh, Kab. Batu bara adalah sang pejuang untuk Cucunya Bunga ( 4 ) yang sudah menjadi yatim piatu ,
Hari demi hari di lalui Nenek berusia 74 tahun ini harus berdagang minyak eceran di simpang jalan pintu masuk Dusun 7 Desa Rawa Doli.
Dengan Alat jual seadanya tanpa ada tempat atau kios dagangan ia pun berusaha menjajakan minyak eceran dengan sebuah jergen dan botol Air meneral yang Nek Taminem miliki.
Nek Taminem (74) berdagang minyak eceran sejak 2 tahun lalu, untuk memberikan jajan kepada cucunya Bunga yang saat ini di asuh oleh anak ke 6 nya.
Di ketahui Nek Taminem juga tinggal bersama anak ke 6 nya menumpang hidup karena saat ini dirinya pun sudah janda di tinggal wafat suaminya beberapa tahun lalu.
"Saat ini saya mengurus Cucu saya Bunga yang masih berusia 4 tahun dan sudah yatim-piatu karena ditinggal meninggal dunia orang tuanya sejak usianya 2 tahun".
"Saya berusaha dengan hasil menjual minyak eceran dari mulai jam 05.00wib sampai Jam 18.00 wib dengan hasil 20 ribu itu kalau habis atau kalau beruntung, bebernya.
"Dan saya menjual rokok eceran juga, yah untuk tambah tambahan modal sehari hari agar jangan kehabisan modal berdagang, Ungkap Nek Taminem.
Sampai saat ini, yang saya pikirkan selagi saya masih hidup, saya ingin cucu saya bahagia, dan saya hanya bisa berdoa kepada Allah agar kami sehat selalu, biarlah kami hidup dengan apa adanya asalkan tetap sehat dan terus bersyukur, tandas nenek dengan sedikit meneteskan air matanya.
"Ya kalau rezeki itu, sudah di gariskan untuk kita, jadi kita hanya bisa berusaha, sumua sudah ada yang mengatur hidup ini, jelas nenek Taminem ( 74 ) yang menjadi pejuang cucunya tersebut.
Saat Awak media mewancarai tetangga Nek Taminem, Taufik menjelaskan "Memang Nenek Taminem itu sangat Luar biasa , setua dirinya masih ingin berusaha, Walau berjualan minyak eceren, tapi kami salud dengan kegigihannya memperjuangkan cucunya yang yatim-piatu.
"Dia sangat ramah kepada siapapun yang lewat dan menyapanya.
"Sejak anak yang ke 4 nya tiada, dia sering tidur di tempat anaknya yang ke 6, dikarenakan gubuk yang dulu menjadi rumahnya sudah hampir roboh, juga sering kebanjiran, cerita Taufik tetangga Nek Taminem. (Boim/Leodepari)