Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) belakangan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan pelat merah. Pada Selasa (2/3) PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengumumkan telah menurunkan suku bunga kredit di semua segmen. Hari ini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) juga mengumumkan telah memangkas suku bunga kredit yang berlaku sejak 28 Februari 2021.
Menurut dia, hal ini dilakukan untuk mendorong percepatan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi pada 2021.
Pertumbuhan kredit penting artinya bagi pemulihan ekonomi pada tahun 2021, di mana Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan sebagai tahun pemulihan dari pandemi," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (3/3).
Royke memaparkan penurunan suku bunga kredit mencakup kredit konsumsi Non KPR yang ditetapkan 8,75 persen atau turun dibandingkan akhir Desember 2020 yaitu 11,7 persen. Kemudian, kredit KPR yang juga turun hingga 7,25 persen dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar 10 persen.
"Kredit ritel turun menjadi 8,25 persen atau lebih rendah dari akhir Desember 2020 sebesar 9,8 persen," papar dia. Kemudian, menurut dia, kredit korporasi yang ditetapkan menjadi 8,0 persen atau turun dibandingkan posisi.
Pada akhir Desember 2020 sebesar 9,8 persen," sebutnya.
Royke menyadari, penyaluran kredit berkaitan erat dengan permintaan domestik yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi. "Penting bagi perbankan untuk turut meyakinkan kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian," ungkapnya.
Untuk itu, Royke memastikan, perseroan akan terus terhubung dengan perkembangan perekonomian terkini yang mendorong adanya penyesuaian terhadap indikator-indikator penting, seperti suku bunga dasar kredit.
"Dalam menentukan suku bunga kredit hingga ke setiap debitur, kami akan memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung penilaian bank terhadap risiko pada masing-masing debitur atau kelompok debitur," ujar Royke. Dia juga menegaskan BNI akan melakukan review suku bunga secara berkala, salah satu strategi yaitu menekan biaya dana (cost of fund). "Sehingga suku bunga kredit bisa lebih rendah mengikuti tren penurunan suku bunga Bank Indonesia," pungkasnya. (Syarif/antara).