Unit Bisnis Pertambangan Nikel Antam Sultra Hingga Revolusi Antam di Konut
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Unit Bisnis Pertambangan Nikel Antam Sultra Hingga Revolusi Antam di Konut

    Kabartujuhsatu
    Senin, 15 Maret 2021, Maret 15, 2021 WIB Last Updated 2021-03-15T07:48:26Z
    masukkan script iklan disini

    Illustrasi Logo

    Konawe Utara (Sultra), Kabartujuhsatu.news, - PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel ( UBPN ) Sulawesi tenggara merupakan perusahaan yang mengekstraksi sumberdaya mineral logam nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Antam mengelola tambang nikel‎ di Pomalaa sejak 1968, dengan mengakusisi wilayah pertambangan yang sudah beroperasi dengan luas area tambang lebih dari 6 ribu hektare.

    Awalnya UBPN Antam Pomalaa yang berkedudukan di Pomalaa kabupaten kolaka yang pada akhir tahun 2012 berganti Unit menjadi UBPN Sulawesi tenggara dengan tetap management pemerintahan nya berada di Pomalaa kabupaten kolaka. Faktor beralih UBPN ke tingkat provinsi di sebabkan karena adanya proyek pengembangan pencadangan Izin usaha pertambangan ( IUP ) eksplorasi maupun eksploitasi di wilayah Sulawesi tenggara.

    Salah satu nya adalah kabupaten Konawe Utara. SDA konut tersebar dan terbesar di Indonesia bagian timur, namun tidak begitu terasa memberikan dampak positif baik kesejahteraan masyarakat, peningkatan SDM, maupun setoran pendapatan asli daerah. contoh kasus Pada tahun 2012 PT. Antam meluncurkan dana beasiswa sebagai program Coorporate Social Responsibility ( CSR ) yang bekerjasama dengan universitas haluoleo, nihil tak satupun pelajar mahasiswa yang mendapatkan bantuan tersebut, padahal projek areal tambang nya begitu luas.

    Estimasi lahan tambang PT. Antam di wilayah konut mencapai 40 ribuan hektare ( HA ) dengan iup masing-masing berada pada blok Tapunopaka, blok lalindu, blok mandiodo, bahubulu dan blok Matarape. Miris tak punya pabrik, ironis berambisi menjual tanah air dengan cara mengandalkan ekspor, padahal potensi kualitas kadar nikel Antam di konut mencapai rata-rata kadar 2.

    Pemerintahan Antam dengan investasi otoriter nya di bumi Oheo, terkesan mendiskreditkan rakyat dan daerah kabupaten Konawe Utara. Sejak tahun 1995 PT. Antam melakukan eksplorasi hingga saat ini tahun 2021 ke tahapan eksploitasi, kantor nya saja masih rumah sewaan, projek di konut manageman Pomalaa, jual ekspor tanah konut legalitas dokumen Pomalaa, tak satupun orang lokal konut menjadi karyawan tetap Antam, tender lelang proyek job operasi di konut di laksanakan di Kolaka tanpa ada publikasi media, lalu kemudian hasil preteli nya sepaket unit bisnis, barulah di bawa ke konut mencari buruh kasar orang asli konut dengan perjanjian kerja outsourcing dengan status buruh kasar atau harian lepas. Masyarakat konut semakin pesimis tagih janji Antam mendirikan smelter di bumi anoa, itu hanya sebatas PAKULIBIRI ( Obat Telinga ).

    Cadangan nikel pomalaa menipis, kadar tinggi kian sulit, pabrik di pomalaa modus proyek. Belt conveyor nya saja tidak produktif di gunakan padahal penyertaan modal bersumber dari APBN tdk kecil dan setiap tahun nya terus mengalir. Satuan Simag Mineral Nikel konut tdk bisa di proses di furnish pembakaran pada pabrik Antam pomalaa.

    Poin intinya Nikel konut sangat melimpah dan berkualitas tinggi. Satu bahkan lebih dari dua, smelter bisa berdiri kokoh dan bertahan lama. PT. Antam milik negara harus nya berkaca dan malu terhadap VDNI yang tidak punya konsesi tambang tapi mampu mendirikan pabrik.

    Seharusnya PT. Antam optimis punya kesempatan di daerah konut menjadi kan perusahaan label negara itu mampu berdaya saing bukan sebaliknya justru bersaing dengan swasta yang ada. Haram tanah kami di kuasai PT. Antam yang di jadikan jaminan sekedar pajangan di bursa efek biar gaet saham besar. Seperti lahan blok Matarape yang konon di menangkan oleh pihak PT. Antam pada lelang terbuka oleh kementerian ESDM, suntikan dana Kompensasi data dan informasi ( KDI ) nya bersumber dari perusahaan swasta yang di ragukan secara tekhnis.

    Sebagai kesimpulan kami sebagai anak daerah lahir dan di besarkan di bumi Oheo, berjuang sebelum mati agar kelak anak cucu kami bisa melihat dan menikmati industri pertambangan sebagai wujud pembangunan berkelanjutan. Kami tidak butuh pemberian selimut di kala banjir menerpa, kami tidak butuh logistik Indomie telur karena hasil kebun kami lebih bergizi, anak kami tidak butuh sunat massal ada program pemerintah pengobatan gratis, dan anak-anak kami tidak butuh tas sekolah yang kau manfaatkan branding iklan gratis. Kami bukan orang miskin yang sengaja kau miskinkan di atas kekayaan alam daerah kami, satu hal yang kami mau letakkan industri pertambangan yang engkau janjikan atau PT. Antam berakhir Revolusi di tanah konut. (Ashar).

    Konawe Utara, 15 Maret 2021
    Tertanda,

    Team Investigasi

    eXplor Anoa Oheo
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini