Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Ilmuwan peraih Nobel asal Jepang, Isamu Akasaki meninggal pada usia 92 tahun pada Kamis, 1 April 2021 pagi waktu setempat, berdasarkan pengumuman Universitas Meijo.
Isamu Akasaki memenangkan Nobel Fisika untuk perintis penerangan lampu LED hemat energi, senjata melawan pemanasan global dan kemiskinan.
Akasaki memenangkan hadiah Nobel tahun 2014 bersama dua ilmuwan lainnya, Hiroshi Amano dan Shuji Nakamura. Bersama-sama mereka dia mengembangkan dioda pemancar cahaya biru, yang digambarkan sebagai penemuan 'revolusioner' oleh juri Nobel.
Mengutip Japan Today, dia meninggal karena pneumonia di sebuah rumah sakit di kota Nagoya.
Atas penemuannya itu, Lampu LED bertahan selama puluhan ribu jam dan menggunakan sedikit energi dibandingkan dengan bola lampu pijar yang dipelopori oleh Thomas Edison pada abad ke-19.
Dioda merah dan hijau telah ada sejak lama, tetapi merancang LED biru adalah kunci karena ketiga warna perlu dicampur untuk menciptakan kembali cahaya putih.
Ketiga ilmuwan Jepang itu membuat terobosan pada 1990-an, setelah tiga dekade bekerja keras, ketika berhasil mendapatkan sinar biru cerah dari semikonduktor.
"Penemuan mereka revolusioner. Bola lampu pijar menyala abad ke-20. Abad ke-21 akan diterangi lampu LED,” kata juri Nobel pada 2014.
Selain memberikan potongan teka-teki yang hilang untuk lampu putih terang, terobosan mereka juga membantu mengembangkan layar LED berwarna yang digunakan di smartphone dan sejumlah besar teknologi modern. (Syarif)