Kepala BBPP Batangkaluku Dr.Sabir, S.Pt, M.Si saat memberikan materi dan arahan kepada peserta pelatihan (Foto Istimewa)
Gorontalo, Kabartujuhsatu.news, -RURAL Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative atau READSI merupakan program yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan).
Tujuan jangka panjang READSI ialah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah sasaran.
Sebagai bentuk komitmen Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahan pokok nasional masih dalam kondisi aman dan terkendali. Mentan juga menegaskan kebutuhan berada di bawah pengawasan ketat pemerintah. "Kami memastikan bahan pangan pokok tidak bersoal, sampai saat ini harga harga tersebut tidak mengalami kenaikan harga yang terlalu tinggi.”
Peningkatan kesejahteraan tentu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan pelatihan, dalam hal ini upaya untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pendamping untuk mensukseskan program READSI. Karena menjadi salah satu bagian dari program Kementerian Pertanian yang mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung susksesnya program regenerasi petani.
Menindaklanjuti program tersebut, Kementerian Pertanian dalam hal ini Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo menyelenggarakan Pelatihan Bagi Penyuluh Pendamping READSI (Program Rural Empowerment and Agricutural Development Scalling Up Initiative) yang berlangsung di Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Senin 05/04/2021.
Kepala BBPP Batangkaluku saat menyerahkan tanda peserta pelatihan (Foto Istimewa)
Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir saat membuka pelatihan, mengatakan sejalan dengan program READSI, penyuluh pertanian harus meningkatkan kompetensinya di era 4.0 khususnya di bidang Teknologi Informasi. Diharapkan dengan program Kostratani maka penyuluh pertanian dapat bersinergi dalam mewujudkan satu data pertanian.
“Disisi lain, BPP diharapkan menjadi Pusat pembangunan pertanian dengan menjalankan 5 peran utama, yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, dan pusat konsultasi agribisnis, serta pusat pengembangan jejaring dan kemitraan,”ungkapnya.
“Keterlibatan penyuluh dalam mengawal program ini sangat besar, untuk itu diperlukan pelatihan agar meningkatkan kapasitas penyuluh dalam pemberdayaan rumah tangga di pedesaan di lokasi program, baik secara individu maupun secara kelompok dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan memanfaatkan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan serta meningkatkan taraf hidupnya,”katanya.
Beliau juga berharap agar para peserta pelatihan bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya pelatihan ini untuk menyerap materi dan informasi, sehingga nantinya dapat lebih baik SDMnya dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta Program READSI ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Dalam pelaksanaan pelatihan ini berlangsung selama 7 (tujuh) hari mulai tanggal 05 – 11 Maret 2021, dikuti sebanyak 56 orang peserta yang berasal dari wilayah pendampingan program READSI yaitu Kab. Gorontalo, Kab. Bone Bolango dan Kab. Pohuwato.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan program READSI akan memberikan dukungan ke petani di wilayah sasaran lewat Dinas Pertanian di Kabupaten dan Provinsi setempat. Juga melalui Fasilitator Desa di tiap desa sasaran Program.
"Dukungan tersebut berupa sejumlah pelatihan yang beragam jenisnya, dari sekolah lapang, sampai pelatihan simpan pinjam kelompok sesuai dengan salah satu dari empat komponen Program READSI.” (Al Aziz / Yuli N)