Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) dan Korps HMI-Wati masa bakti 2021-2023 resmi di lantik di Gedung Sasono Adiguna TMII, Jakarta Timur pada Minggu malam (25/4).
Diketahui bahwa Raihan Ariatama adalah Ketua Umum PB HMI yang terpilih pada Kongres HMI Ke 31 dan Umiroh Fauziah adalah Ketum Kohati yang terpilih pada Munaskoh Ke 24 yang keduanya berlangsung di Surabaya beberapa waktu yang lalu.
Selain para kader HMI dan tamu undangan teman-teman dari organisasi kemahasiswaan yang lain, tampak hadir dalam acara pelantikan tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh dan alumni HmI lintas generasi serta mantan Ketum PB HMI.
Acara pelantikan diawali dengan diskusi publik dengan mengangkat tema "Meneguhkan Keislaman Dan Keindonesiaan Dalam Bingkai Intelektualisme" dengan pembicara yaitu Prof. Dr. Arif satria, SP, M.Si yang merupakan Rektor IPB sekaligus alumni HMI.
Setelah pengukuhan pengurus, dalam pidato politiknya, Raihan Ariatama menyampaikan ada tiga program utama HMI di bawah kepemimpinannya, yang akan mengubah wajah organisasi kemahasiswaan ini untuk menjadi lebih baik lagi.
Program-program itu di antaranya, HMI Digital, HMI Incubator Entrepreneurship dan meneguhkan komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, yang tujuannya adalah untuk mewarnai dan menjadikan kader HMI sebagai aktor revolusi industri 4.0.
“HMI Digital itu untuk mengefisienkan dan mengefektifkan kerja-kerja organisasi, sebab digitalisasi saat ini adalah sebuah kebutuhan. PB HMI akan melakukan reformasi birokrasi berbasis digital, tata kelola organisasi akan dibuat lebih efisien dan efektif. Hal ini dapat terjadi berkat kecanggihan teknologi informasi beserta semangat kebersamaan kader-kader HMI untuk memajukan organisasi,” jelasnya.
Untuk itu, Raihan bersama pengurus barunya akan menyusun manajemen pelatihan virtual, mengingat pelatihan model ini menjadi tahap awal perancangan sistem kaderisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Kemudian, Raihan menyebut program HMI Incubator Entrepreneurship akan menjadikan kader-kader HMI sebagai penggerak ekonomi bangsa, hingga tidak hanya berorientasi sebagai komunitas intelektual tetapi bagaimana menghadirkan keadilan ekonomi bagi bangsa Indonesia.
Langkah ini menurutnya bagian dari kewajiban HMI dalam membangun incubator entrepreneurship yang menjadi wadah para wirausahawan muda dididik dan digembleng. Di dalamnya nanti ada workshop wirausaha, pendampingan wirausaha (coaching), dan bantuan akses pada permodalan yang diselenggarakan secara terencana dan berkelanjutan.
"HMI Incubator Entrepreneurship diharapkan akan mampu menumbuhkan minat kader-kader dalam berwirausaha, serta mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam menjadi wirusahawan muda,” ucapnya.
Adapun untuk program meneguhkan komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, lanjut Raihan, menjadi hal utama dalam organisasi yang digagas oleh Lafran Pane. Sehingga program ini tidak akan henti-hentinya untuk diperkuat.
"Apalagi akhir-akhir ini ruang publik kita dipenuhi dengan berbagai upaya untuk membenturkan kembali antara Islam dan negara,” ungkapnya.
Maka dari itu, dalam meneguhkan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, HMI bakal mengedepankan cara-cara yang berintelektual dan beradab, serta disesuaikan dengan cara-cara kekinian. Sebab sebagai generasi terdidik dan intelektual, Raihan menilai kader HMI memiliki tanggung jawab moral yang tidak hanya menjadi intelektual menara gading (ivory tower intellectuals), tetapi menjadi intelektual progresif yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dengan melakukan kerja-kerja advokasi demi terpenuhinya rasa keadilan rakyat.
“Tanggung jawab kebangsaan ini menjadi ruh perjuangan dan pergerakan mahasiswa. Tanggung jawab kebangsaan sekaligus tanggung jawab keumatan ini mengalir dalam setiap derap-langkah perjuangan dan pergerakan HMI,” tutup Raihan.
Acara pelantikan yang berakhir pada sekitar pukul 22.00 wib ini tampak menerapkan protokol kesehatan ketat dengan di awasi langsung oleh Satgas Covid-19 dan pihak Kepolisian. (Iqmal Santani)