Jakarta, Kabartujuhsatu.news,– Setiap acara yang berlangsung di Kementerian Agama harus memberikan kesempatan kepada agama lain untuk mengisi doa, tidak hanya doa menurut ajaran Islam saja.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama secara daring dan luring yang berlangsung mulai Senin (5/4) hingga Rabu (7/4).
“Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah kalau doanya diberikan kesempatan semua agama untuk memberikan doa,” kata Gus Yaqut, sapaannya.
Gus Yaqut mengatakan, pernyataan tersebut sebagai otokritik terhadap lembaga yang dipimpinnya. Sebab, dalam setiap kesempatan acara di Kemenag hanya menyertakan doa untuk agama Islam saja.
Dia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh agama yang ada di Indonesia, melayani dan memberikan kesempatan yang sama. Bahkan, Gus Yaqut menyebut pembacaan doa untuk agama tertentu saja, tak ubahnya seperti acara organisasi kemasyarakatan.
“Jadi jangan ini kesannya kita ini sedang rapat ormas kegiatan agama, Ormas Islam Kementerian Agama. Kita sedang melakukan Rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja,” tegasnya.
Gus Yaqut kembali menegaskan, Kemenag harus menjadi contoh dalam menjunjung tinggi moderasi agama. Kemenag, kata dia, tak boleh menggembar-gemborkan moderasi beragama, namun pada praktiknya berseberangan.
“Jadikan lebih enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Ini otokritik, jangan sampai muncul paradoks. Jadi kita ingin kementerian ini melayani semua agama, tetapi dalam prilaku kita tidak mencerminkan itu,” pungkasnya. (Askara/Jpn)