Suta Widhya SH : Ojek On-line Berperan Menjaga Kamtibmas
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Suta Widhya SH : Ojek On-line Berperan Menjaga Kamtibmas

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 03 April 2021, April 03, 2021 WIB Last Updated 2021-04-03T09:26:52Z
    masukkan script iklan disini


    Suta Widya, SH Pengamat Hukum dan Politik (Foto Istimewa)

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, -Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) bukan semata tugas polisi. Tapi juga peran anggota masyarakat, baik secara sendiri - sendiri maupun secara bersama-sama lewat LSM, Ormas dan NGO lainnya juga diperlukan.

    Bedanya polisi menjaga Kamtibmas menerima gaji tiap bulan, sedangkan anggota masyarakat tidak mendapat apapun dari negara. Berikut ini fakta peran anggota masyarakat dalam menjaga Kamtibmas :

    Pada Jumat (2/4) pagi sekira pukul 01.11 terjadi pelanggaran lalu-lintas. Pesedamotor perempuan diserempet sebuah mobil Fortuner. 
    Lokasi kejadian di sekitar Banjir Kanal Timur (BKT)  Duren Sawit, Jakarta Timur. 

    Penabrak perempuan muda oleh para pengguna jalan lain disuruh minggir. Namun,  dengan garang ia menolak sambil mengeluarkan dan menodongkan senjata apinya. 

    "Eh, gue lanjut nih ea?" kata anak muda - - yang kemudian diketahui bernama MMA--seperti yang dirilis oleh Kombes Polisi Yusri di Polda Metro Jaya sore hari nya. 

    "Kami kagum dengan upaya masyarakat untuk memviralkan video yang diambil saat kejadian. Bayangkan andai masyarakat diam saja, apakah polisi mampu bekerja mencari pelaku?" Tanya Pengamat Politik Suta Widhya SH saat ditanya awak media Jumat (2/4) sore di Jakarta.

    Anggota masyarakat yang aktif membantu polisi saat ini di antaranya komunitas Ojek Online (ojol), di antaranya komunitas Team Khusus Anti Begal (TEKAB).

    "Kami ingin Undang-Undang yang mengatur soal pemakaian senjata mesti diperketat penerapannya. Jangan sampai ada siapapun dia, baik sipil maupun polisi dan tentara bisa petantang-petenteng membawa senjata api maupun senjata tajam," lanjut Suta.

    Apa yang dikuatiri oleh Suta ada benarnya. Sebab, kadang masyarakat umum yang sering sholat Jumat di Mesjid depan Bareskrim Mabes Polri merasa ngeri juga bila ada terlihat dan _tersembul_ pestol dari orang berpakaian sipil berbaju warna putih di shaf depannya.

    Mengapa ada senjata api dibawa saat sholat jumat berjamaah di Mesjid? Bukankah pestol bisa disimpan di laci kantor?

    "Melihat fakta ada polisi mabuk di caffe dan menembak, maka hendaknya diperketat pemakaian senjata," Tutup Suta. (Red/SW).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini