Gowa (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,-Dalam rangka meningkatkan tugas, fungsi dan peran BPP, Kementrian Pertanian menggelar Training of Fasilitator (ToF) dengan tema 'Pemupukan Berimbang Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing Pertanian'.
Pelatihan yang digelar secara offline dan online. Pelatihan secara offline di BBPP Batangkaluku diikuti sebanyak 39 orang penyuluh pertanian yang berasal dari daerah penerima program integrated Participatory Development and Managementof Irrigation Program (ipdmip) di seluruh wilayah Sulawesi. Sedangkan secara online melalui Aplikasi Zoom Meeting dan live streaming youtube, dan facebook diharapkan dapat diikuti oleh 13.289 orang penyuluh pertanian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 29 April hingga 02 Mei 2021.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas BPP dalam menjalankan peran, fungsinya sebagai BPP Kostratani dan membantu Kostrada, Kostrawil dan Kostranas serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) pendamping dalam melakukan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan bagi BPP Kostratani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dr. Dedi Nursyamsi dalam arahannya menjelaskan dengan pemupukan berimbang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian.
Dedi melanjutkan, Pemupukan berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah agar terjadi keseimbangan hara di dalam tanah sehingga tercapai kondisi kondusif untuk pertumbuhan tanaman.
"Adapun prinsip pemupukan berimbang adalah: (1) tepat dosis, yaitu bahwa pemupukan harus sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman yang ditetapkan dengan uji tanah, dan target hasil; (2) tepat waktu, yaitu bahwa hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak; (3) tepat cara, yaitu bahwa penempatan pupuk di lokasi dimana tanaman secara efektif mengakses hara; (4) tepat jenis/bentuk, yaitu bahwa formula pupuk sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Bentuk pupuk harus disesuaikan apakah dalam bentuk pupuk tunggal, pupuk majemuk, atau kombinasi pupuk tunggal dan majemuk”, ujar Dedi.
Implementasi ini senada dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan bahwa "Siapa pun yang mengurusi pertanian, dilarang tenang-tenang. Pertanian harus menyediakan pangan buat seluruh masyarakat. Tidak itu saja, pertanian itu memberi orang pekerjaan. Pertanian bukan hanya masalah kerja di sawah, tapi bisa menghidupi khalayak banyak. Pertanian itu seksi dan banyak orang tertarik untuk mengurusinya".
“Ingat tanah yang sehat pasti menghasilkan pangan yang sehat, pangan yang sehatpun akan menghasilkan manusia yang sehat. Manusia yang sehat akan menghasilkan bangsa yang sehat, hebat dan kuat.” Ini semua diawali dengan tanah yang sehat. Melalui kegiatan Training Of Facilitators ini diharapkan kita mampu menyehatkan tanah hingga plosok – plosok tanah air untuk menjadikan kita Indonesia menjadi bangsa yang sehat, hebat dan kuat”, pungkas dedi.
Sebelum mengakhiri arahannya, beliau tetap menghimbau seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19, walaupun beberapa dari kita telah divaksin tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker. (Medsos BBPP-BK)