Soppeng (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,- Berkaitan dengan serangan Israil ke Palestina, seluruh penjuru dunia menyaksikan lewat media elektronik kebrutalan tentara Israil menyerang warga Palestina sehingga membuat warga dunia prihatin dengan serangan tersebut termasuk keprihatinan dari Aliansi Pemuda dan Masyarakat Soppeng dengan menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk bela negara Palestina. Sabtu (22/5/2021).
Negara Palestina tidak bisa terlepas dari sejarah dukungan kemerdekaan untuk Indonesia bahkan negara yang pertama mendukung kemerdekaan Indonesia dalam rapat PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa).
Warga Indonesia termasuk warga kabupaten Soppeng provinsi Sulawesi Selatan tak bisa melupakan sejarah begitu saja sehingga dengan dasar kepedulian Aliansi Pemuda dan Masyarakat Kabupaten Soppeng menggelar aksi bela Palestina yang dirangkaikan dengan Long March atau berjalan kaki dengan memeriahkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan semangat dan kepedulian kepada masyarakat dan negara Palestina yang sekaligus sebagai bentuk kecaman kepada Zionisme Israel yang telah melakukan pelanggaran HAM berat" ungkap Koordinator Aksi Hadiwijaya Ismail.
Aliansi Pemuda dan Masyarakat Soppeng Peduli Palestina juga menggelar panggung ekspresi berbentuk orasi, pembacaan puisi, nyanyian dan pemutaran video kondisi Palestina.
Semua bentuk ekspresi ini sebagai aksi kemanusiaan untuk Palestina dengan mengedepankan etika aksi dan ekspresi yang santun serta tidak mengandung unsur SARA dan tetap mematuhi protokol
kesehatan Covid-19.
Penggalangan donasi juga dilakukan dengan dua acara yaitu melalui rekening dan sumbangan masyarakat secara langsung yang akan disalurkan ke Palestina melalui lembaga independen terpercaya untuk membantu kebutuhan masyarakat Palestina yaitu berupa obat-obatan, makanan, dan kebutuhan lainnya.
Aksi ditutup dengan pernyataan bersama dan pembacaan doa bersama mendoakan agar perdamaian di Palestina segera terwujud dan Palestina mendapatkan hak-haknya.
Aksi juga menyepakati sosialisasi hashtag atau tagar #SoppengForPalestine dan membuat twibbon di media sosial.
Terdapat 120 lembaga/ organisasi/ komunitas di Kabupaten Soppeng yang tergabung dalam
Aliansi Pemuda dan Masyarakat Soppeng Peduli Palestina yang mencakup beberapa organisasi masyarakat sipil, kepemudaan, perempuan, keagamaan, komunitas dan organisasi pelajar
mengutuk keras serangan Israel atas Palestina yang menyebabkan ratusan warga, termasuk anak-anak dan perempuaan meninggal dunia dan ribuan warga terluka pasca serangan Israel ke Palestina dalam sepekan lebih hingga saat ini.
Menurut data PBB, total hampir 40.000 warga Palestina mengungsi dan 2.500 orang kehilangan tempat tinggal akibat pendudukan Israel atas Palestina.
Menanggapi situasi penyerangan dan pendudukan Israel atas Palestina, maka Aliansi
Pemuda dan Masyarakat Soppeng Peduli Palestina membacakan pernyataan sikap yang dibacakan Andi Ikram mewakili Bupati Soppeng dan Aliansi yang isinya memuat :
1. Mengecam keras aksi brutal Israel kepada Palestina yang telah dilakukannya selama
beberapa dekade sejak 1948 sampai 2021.
Berdasarkan laporan Human Rights Watch di bulan April 2021 mengkonfirmasi adanya tindakan apartheid dan persekusi
(penganiayaan) yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sehingga Israel patut di sebut sebagai pemerintahan apartheid.
Ini didukung bukti-bukti bahwa Israel telah melakukan diskriminasi, pengusiran paksa sampai pada penghapusan etnis Palestina.
2. Israel melanggar semua pasal dalam Deklarasi HAM 10 Desember 1948.
3. Israel adalah negara yang paling sering melanggar hukum internasional.
4. Israel melanggar konvensi Jenewa. Israel melanggar perjanjian Oslo dan resolusi-resolusi PBB yang dikeluarkan PBB mengenai Israel Palestina.
5. Mendesak PBB dan OKI memperjuangkan hak-hak Palestina.
6. Menggalang doa bersama dan solidaritas kemanusiaan untuk Palestina.
7. Meminta pemerintah agar meneruskan kepada The International Criminal
Court (ICC) atau Mahkamah Pidana Internasional untuk melakukan penyelidikan atas
agresi yang dilakukan Israel.
Mulai dari berbagai peristiwa yang terjadi di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur sejak Juni 2014. (Red/SR).