Biografi Singkat Prof Dr KH. Abdul Syakur Yasin MA
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Biografi Singkat Prof Dr KH. Abdul Syakur Yasin MA

    Kabartujuhsatu
    Minggu, 02 Mei 2021, Mei 02, 2021 WIB Last Updated 2021-05-02T10:32:29Z
    masukkan script iklan disini
    K.H. Abdul Syakur Yasin, MA (Foto Istimewa)

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,- Riwayat singkat dari K.H. Abdul Syakur Yasin, MA kelahiran di Indramayu tanggal 12 November 1960. Masyarakat Indramayu dan sekitarnya cukup dikenal dengan sapaan Buya Syakur. Seorang ulama dengan penyampaian kajian Islam khas NU.

    Dengan suara yang tidak pernah meninggi Buya menjelaskan aneka persoalan yang sebenarnya cukup rumit, namun beliau jelaskan dengan perlahan dan fokus. 

    Ciri khas NU lainnya adalah isi kajian Buya yang lebih mengutamakan kehidupan bermuamalah di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.

    Pendidikan

    Masa pendidikan Buya Syakur dari kecil hingga dewasa selain banyak dihabiskan di pondok pesantren, Buya juga menambah keilmuan serta wawasannya di berbagai negara Arab dan Eropa. Selama kurang lebih 12 tahun, beliau secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari pondok pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon.

    Ia tumbuh di lingkungan pondok pesantren, sejak dini ia diajarkan ilmu agama dan moral. Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, ia melanjutkan pendidikan akademiknya di Timur Tengah dan Eropa, diantaranya:

    1. Melanjutkan pendidikan di Irak pada tahun 1971, bersamaan dengan itu ia kemudian diangkat menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Syiria.

    2. Mendalami ilmu Al-Qur’an di Libya pada tahun 1977.

    3. Menyelesaikan sastra Arab pada tahun 1979.

    4. Menyelesaikan Sastra Linguistik di Tunisia pada tahun 1981.

    5. Menyelesaikan Ilmu metodologi di London pada tahun 1985.

    Setelah kurang lebih 20 tahun, ia mengenyam pendidikan akademiknya di Timur Tengah dan Eropa, akhirnya pada tahun 1991 ia pulang ke Indonesia bersama Gusdur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab.

    Setelah kembali ke Indonesia, ia membaktikan diri berdakwah di kampung halamannya, Indramayu. Pada tahun 1995 Buya Syakur mendirikan Pondok Pesantren Cadangpinggan yang bertempat di Jl. By Pass Kertasemaya KM. 37 Rt.01 Rw. 01 Cadangpinggan, Sukagumiwang, Indramayu.

    Peranan

    Selain membaktikan diri pada Tanah Air lewat pondok pesantren yang ia dirikan, juga sering mengisi kajian dengan para masyarakat dan tidak jarang kajian tersebut diunggah lewat akun youtube KH. Buya Syakur MA dan label Wamimma TV.

    Buya pernah menyebutkan bahwa Gus Dur pernah mengatakan jika di Indonesia cuma ada tiga orang yang berpikir analitis dalam memahami Islam, Quraish Shihab, Pak Syakur, Cak Nur.

    Hal ini terbukti dari tema-tema yang diunggah lewat akun youtube Buya yang bertema cukup berat dan banyak yang berbasis kitab kontemporer atau tasawuf, sebut saja misalnya fi Zhilali al-Qur’an, La Tahzan karya ‘Aidh al-Qarni, sampai al-Hikam Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, dan kegemaran Buya pada menulis dan menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab juga terlihat pada beberapa video yang diunggah akun youtube yang bertema Pembacaan Puisi.

    Beberapa puisi yang Buya bacakan seringkali diangkat berdasarkan keadaan yang sering melanda masyarakat umum, tak sulit dipahami namun tetap berbobot. (Sw).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini