Makassar, Kabartujuhsatu.news,-Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs Merdisyam menjelaskan, Jenderal Sigit telah membawa warna baru yang signifikan di organisasi Polri. Diawali dengan menetapkan 16 program kerja prioritas yang selanjutnya dijabarkan dalam program 100 hari kerja.
Hal ini dilakukan untuk menakar kinerja jajarannya dalam melakukan berbagai perubahan dan pembenahan di internal Kepolisian demi memaksimalkan pelayanan Polri kepada masyarakat, seraya berharap ke depan Polri semakin dicintai dan dipercaya oleh masyarakat karena kinerjanya yang baik, profesional dan humanis.
Secara organisasi Polri harus siap untuk berubah, karena yang demikian ini tidak hanya menjadi bagian harapan dari masyarakat tapi lebih dari itu adalah tuntutan zaman yang mengharuskan semua organisasi pemerintah khususnya Polri melakukan pembenahan di internalnya secara perlahan.
Sejauh ini, Pola komunikasi yang diterapkan oleh Kapolri Jenderal Sigit sejak ia memimpin cukup baik dan terbuka, terutama kepada para tokoh agama dan ulama sehingga mendapat respon posistif dari masyarakat, sebab selama ini ada kesan bahwa jalinan komunikasi antara ulama dan petinggi Polri seakan ada jarak dan sumbatan, sehingga menimbulkan stigma negatif di tengah masyarakat khususnya umat Islam.
Sebagaimana telah diketahui oleh masyarakat luas, sejak pertama kali Jenderal Sigit resmi menjadi nahkoda Korps Bhayangkara, kemudian ia memulai kerjanya dengan berkunjung kepada sejumlah ulama, seperti ke kantor PBNU, Muhammadiyah dan lain sebagainya.
Khusus di Sulawesi Selatan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo disela-sela kunjungan kerjanya di Polda Sulawesi Selatatan pada 11 Februari 2021 lalu, secara khusus ia meluangkan waktu untuk bersilaturrahmi ke kediaman AGH. Sanusi Baco yang merupakan Ketua MUI Provinsi Sulawesi Selatan dan sekaligus Rois Syuriah PW NU Sulawesi Selatan.
AGH. Sanusi Baco kala Kapolri berkunjung ia masih hidup, namun kini sang ulama kharismatik tersebut kurang lebih sudah sepekan dipanggil oleh sang Pencipta.
Berbagai kunjungan Kapolri ke sejumlah ulama tersebut membuktikan bahwa pola komunikasi yang diterapkan oleh Jenderal Sigit dengan para ulama cukup baik, sehingga membuat para ulama sangat terbuka dan siap bersinergi dengan Polri dalam menghadirkan suasana kamtibmas di tengah masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
selanjutnya, Dalam masalah pelayanan publik sejak kepemimpinan Jenderal Sigit telah berhasil membuat transformasi dan inovasi yang positif, menjadikan Polri menjadi lebih adaptif di dalam memanfaatkan teknologi komunikasi. Dan hal ini merupakan salah satu dari 16 program kerja prioritas dalam poin keempat yakni “Perubahan Teknologi Kepolisian Modern di Era Police 4.0”.
sebagai contoh, Kapolri telah meluncurkan program tilang elektronik atau E-TLE Nasional Tahap 1 di 12 Polda di Indonesia, termasuk di Polda Sulawesi Selatan. Program selanjutnya yang diluncurkan adalah program SIM online secara nasional pada 12 April 2021.
Dengan hadirnya layanan SIM online seperti ini tidak hanya untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus SIM baik baru atau perpanjangan, tapi yang tidak kalah pentingnya langkah ini adalah salah satu upaya serius dari Kapolri untuk mengurangi kontak fisik antara jajaran Polri dan masyarakat di lapangan, sehingga potensi penyimpangan yang dilakukan oleh oknum anggota Polri kecil kemungkinan terjadi.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulpan, membenarkan, menurutnya dengan hadirnya layanan tersebut, maka masyarakat semakin mudah dan terbantu dalam mengurus SIM karena tidak perlu datang langsung secara fisik ke kantor Polantas, cukup dengan mengunduh aplikasi digital bernama SINAR (SIM Presisi Nasional) melalui “App Store” atau “Play Store” di telepon seluler yang berbasis internet, maka pengurusan SIM tersebut bisa dilakukan.
Dikatakan pula, Beberapa hari yang lalu Kapolri telah meluncurkan layanan telepon bebas pulsa 110. Dalam peluncuran call centre layanan masyarakat tersebut Kapolri Jenderal Sigit didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Mapolda Jawa Barat 20 Mei 2021.
Tentu hal ini sekali lagi sangat positif, sebab disamping memudahkan Polri dalam memberi layanan dengan cepat kepada masyarakat, di sisi lain akan menjadikan masyarakat selalu merasakan kehadiran jajaran Polri di tengah kehidupan mereka, sebab jika ada keperluan masyarakat terutama yang terkait dengan gangguan kamtibmas cukup menghubungi 110 maka jajaran Polri terdekat akan segera merespons aduan masyarakat tersebut.
Ditinjau dari perspektif agama Nabi saw. pernah berpesan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya kepada sesama” (HR. Abu Daud).
“Pesan moral dari hadis ini telah menjadikan Polri secara organisasi dapat dikelompokkan sebagai manusia yang terbaik, karena disetiap program kerja dari Kepolisian, tujuannya adalah untuk memberi layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku,”jelas E.Zulpan. (red)