Jakarta, Kabartujuhsatu.news,– DPD Gerakan Rakyat Membangun Indonesia (GRMI) menyelenggarakan webinar dengan tema “Kiprah Generasi Muda Dalam Melawan Radikalisme Di Dunia Maya” pada Selasa (25/05) di Jakarta Selatan.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti KH. A. Ghofarrozin, Ketua PP Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU, Prof. Dr. Sunarto, SH, MH, Ketua Panca Mandala Saburai, KH. Abdullah Mas’ud, Kabid Kepemudaan Kemenpora RI, dan KH. Dr. Abdul Syukur, M. Ag (Akademisi UIN Raden Inten Lampung).
Dalam paparannya, KH. A. Ghofarrozin mengatakan, "Generasi Z yang lahir dari 1997 sampai 2010 perlu menjadi perhatian karena saat ini generasi milenial sudah banyak yang memahami bahaya radikalisme. Perilaku generasi milenial dan generasi Z hidup berdampingan dengan dunia digital.
“Ketika pelajaran agama semakin minim di sekolah umum hanya 2-3 jam pelajaran dalam seminggu, ada banyak pertanyaan keagamaan yang tidak terjawab. Kondisi ini yang mendorong mereka untuk mencari informasi di internet. Sebagian besar situs rujukan tidak mempunyai keberpihakan terhadap moderasi agama,” kata KH. A. Ghofarrozin.
Prof. Dr. Sunarto juga menyampaikan bahwa, "Generasi muda adalah generasi yang cerdas dan masih sangat memerlukan bimbingan.
"Dalam hal ini, diperlukan upaya Pemerintah untuk menangani radikalisme dan peran penegakan hukum yang lebih bersifat preventif.
“Selama ini, kita hanya melihat pada permukaan saja sementara di bawah permukaan banyak terjadi radikalisme. Hal ini perlu ditangani dengan penanaman nilai-nilai Pancasila untuk menghindari penyebaran radikalisme,” ujar Sunarto.
KH. Abdullah Mas’ud mengatakan, "Saat ini anak muda ketergantungan dengan internet cukup tinggi baik media sosial maupun website. Ini penting untuk dipahami agar orang tua memahami bahwa dunia internet memang penting tetapi juga menimbulkan ancaman.
“Pencegahan radikalisme tidak hanya tanggung jawab Pemerintah tetapi juga masyarakat untuk mengedepankan sosialiasi dan literasi agar generasi muda bisa melek digital. Kemenpora telah melakukan pengembangan kepemudaan dengan membangun kesadaran untuk wawasan kebangsaan dan pembangunan karakter yang merupakan bagian dari pemberdayaan,” pungkasnya.
(Syarif).