Kabartujuhsatu.news,-Twitter berbalas Twitter bak pantun berbalas pantun. Begitulah tampaknya, pernyataan mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono yang menyebut masalah Palestina bukan urusan Indonesia ternyata sampai ke telinga Brigade al-Qassam.
Brigade al-Qassam ngetweet kutipan pernyataan mantan Presiden Soekarno dan Soeharto yang menyatakan bahwa masalah Palestina adalah urusan Indonesia.
"Bung Karno dan Pak Harto begitu jelas, tegas dan begitu sering kemerdekaan Palestina adalah urusan kita," demikian terjemahan tweet Brigade al-Qassam di akun Twiiternya yang dipantau Sindonews, Rabu (19/5).
Brigade al-Qassam juga mengutip bunyi alinea pertama dari Undang-undang Dasar 1945 agar Hendro menyadari pembukaan UUD'45 : "Saudara Hendropriyono. Dalam UUD 1945 terlihat jelas bahwa kemerdekaan sebenarnya adalah hak semua bangsa, sehingga dunia harus didekolonisasi karena tidak sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan keadilan," demikian tweet dari Brigade al-Qassam.
(Lihat https://international.sindonews.com/read/431916/40/hendropriyono-sebut-palestina-bukan-urusan-indonesia-ini-jawaban-brigade-al-qassam-1621436749).
"Pernyataan A. M. Hendropriyono bahwa (penjajahan) Palestina bukan urusan kita (Indonesia), ditanggapi oleh Al Qassam Palestina, dengan mengutip isi Pembukaan UUD 1945. Itu ibarat ustadz menyuruh muridnya kembali Membaca huruf hijariyah," Kata Pengamat Hukum Politik Suta Widhya SH, Jumat (21/5) siang di Jakarta.
Pada alinea 1 UUD'45 bunyi : "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dalam tweet tersebut Al Qassam juga mengingatkan kebijakan presiden Bung Karno dan Pak Harto yang gigih memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sehingga, ada apa dengan Hendro?
"Apakah Hendro lupa sejarah bahwa Palestina adalah kaum dan negara yang pertama yang membantu proses Kemerdekaan RI?" Heran Suta.
Sebaiknya Hendro mengaji kembali sejarah kemerdekaan Indonesia, siapa yang membantu kemerdekaan RI dengan fatwa ulama, harta, diplomasi politik, dan lainnya? Setelah Palestina, barulah diikuti oleh Mesir, Suriah, Iraq, Yaman, Saudi, Afghanistan, dan seterusnya yang membela, membantu Indonesia.
Yang jadi pertanyaan, Apakah benar Al Qassam lebih paham konstitusi dan sejarah Kemerdekaan Indonesia, bahkan kebijakan PBB, daripada sang pensiunan Hendro?