Sejarah Jerusalem Kota Suci 3 Agama
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Sejarah Jerusalem Kota Suci 3 Agama

    Kabartujuhsatu
    Minggu, 16 Mei 2021, Mei 16, 2021 WIB Last Updated 2021-05-16T10:45:20Z
    masukkan script iklan disini

    Oleh : Hj. Irena Handono.

    Kabartujuhsatu.news,-Menanggapi beredarnya postingan yang beredar di Medsos beberapa hari ini dengan judul YERUSALEM MENURUT PANDANGAN SEORANG ILMUAN ISLAM DARI INDONESIA sang penulis mengaku bernama Arifin Yahya. 

    Setelah kami membaca tulisan tersebut tampak sekali bahwa penulis sangat mendiskreditkan ummat Islam dalam konteks Pembelaan ummat Islam terhadap perjuangan rakyat Palestina dan cenderung ahistoris dalam menyampaikan tulisannya, kalau tidak bisa dibilang ngawur. 

    Kami sampai pada kesimpulan bahwa si penulis bukanlah orang muslim melihat banyaknya Idiom Biblikal yang di gunakan yang bersangkutan dalam menulis serta sudut pandang penulis yang jauh dari keyakinan ummat muslim pada umumnya. 

    Karena itu, kami memandang penting untuk mengcounter tulisan tersebut sesuai dengan fakta sejarah agar kita selaku ummat muslim tidak terkecoh dengan tulisan seperti diatas maupun tulisan yang senada.

    Berdasarkan penemuan arkeolog, wilayah Yerusalem pertama kali dihuni manusia pada sekitar th 4000 – 3500 SM dengan ditemukannya bukti bekas pemukiman di Gihon Spring. Namun baru menjadi sebuah perkotaan pada sekitar th 2000 SM.

    • 2500 SM : Yang pertama kali mendiami wilayah ini adalah bangsa Kana’an. Menurut sebagian ahli sejarah, mereka datang dari Tenggara yaitu Bahrain. 

    Mereka menamakan wilayah itu Yerusalem seperti nama Dewa bangsa Kana'an. Merekalah yang membangun wilayah tersebut menjadi sebuah kota. 

    Berdasarkan penemuan arkeolog, mereka telah membangun tembok setinggi 8 meter pada abad ke 17 SM disebelah Timur Yerusalem untuk melindungi sistem pengairan mereka. Menurut Bible perjanjian lama (book of Joshua) bangsa Kana’an ini termasuk dalam daftar bangsa yang harus dihancurkan.
    Menurut Ian Lustick; pada era th 1980 pemimpin Gush Emunim partai pergerakan politik Israel seperti Hanan Porat, menganggap rakyat Palestina sebagai bangsa Kana’an atau Amelek dan menyarankan agar memberlakukan penghancuran total kepada mereka karena menentang kekuasaan Israel di Palestina.

    Sarjana Bible, Niels Peter Lemche menyatakan bahwa kolonisasi bangsa Eropa pada abad 19 diinspirasi dari hukum perang dan penghancuran dari ayat-ayat Bible. Lebih jauh dia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi Eropa yang berimigrasi ke wilayah Palestina juga memakai ideologi dari Bible untuk menaklukkan dan menghancurkan. Bahkan, mereka juga mengidentifikasi rakyat Palestina sebagai bangsa Kana’an.
    Note : Pembaca bisa membaca lebih jauh mengenai hal ini di sini :
    https://en.wikipedia.org/wiki/Herem_(war_or_property)

    • 1500 SM : Yerusalem takluk kepada bangsa Mesir dibawah pimpinan Ahmose 1.

    • 1200 SM : Bangsa Filistin Pendo menempati selatan kawasan ini dan Bani Israel yang keluar dari Mesir bersama nabi Musa dan nabi Harun datang dan menempati bagian Timur Laut Mati mendesak kedudukan bangsa Kana,an.
    • 1010 SM : Bangsa Filistin mengalahkan Raja Saul dan mengambil Tabut Perjanjian.

    • 1000 SM : Daud menaklukkan kota Yerusalem, dan menjadikannya sebagai ibukota Israel. Menurut Bible ini saat pertama kalinya pemerintahan kerajaan Israel.

    • 962 SM : Raja Sulaiman/Salomo anak Daud mendirikan temple of Solomon yang nantinya akan menjadi tempat suci bangsa Yahudi.

    • 722 SM-586 SM: Kerajaan Asuriah dan Babilonia menguasai Yerusalem mengalahkan Israel dan Yudea. Raja Nebuchadnezzar II (605 SM-562 SM) menghancurkan tembok dan kuil suci yang dibangun nabi Sulaiman serta menawan bangsa Yahudi ke Babilonia.

    • 587 SM: Pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia

    • 539 SM-331 SM : Kerajaan Persia di bawah Cyrus mengalahkan Babilonia dan Cheldania (Irak) dan menduduki Yerusalem. Pada masanya, orang-orang Yahudi yang ditawan diijinkan kembali ke Yerusalem serta membangun kembali kuil suci mereka yang dulu dibangun nabi Sulaiman.

    • 332 SM : Kerajaan Makedonia di bawah Raja Aleksander (Iskandar) Agung menduduki Yerussalem setelah mengalahkan Persia.

    • 166 SM-37 SM : Yahudi Makkabe memberontak kepada bangsa Romawi dan mendirikan kerajaan di Yerusalem.

    • 37 SM - 96 M : Kaisar Romawi Herodes yang menganut agama Pagan menaklukkan Yerusalem setelah pengepungan selama 40 hari.

    • 6 SM: Kelahiran Yesus atau nabi Isa.
    • 33 M : Kematian atau kenaikan Yesus Kristus
    • 66 M: Kaum Yahudi melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Romawi dan ditaklukkan oleh tentara Romawi di bawah pimpinan putra mahkota Titus. Seluruh bangunan suci Yahudi dihancurkan rata dengan tanah hanya tersisa tembok barat, Tembok Ratapan. Yosefus, sejarawan Yahudi pada saat itu menuliskan bahwa kota ini "hampir seluruhnya diratakan dengan tanah oleh mereka yang menghancurkannya sampai fondasinya. Sehingga tidak ada yang tersisa yang pernah dapat meyakinkan para pengunjung bahwa di situ pernah menjadi suatu tempat pemukiman”.

    Diatas puing-puing kuil suci Yahudi yang dulu dibangun nabi Sulaiman di Yerusalem kaisar Romawi Hadrian yang beragama Pagan mendirikan kuil yang megah untuk dewa Apollo, yang kemudian hari berubah menjadi gereja suci kaum Kristiani dan di kenal sebagai gereja Makam Kristus. 

    Akibat pemberontakan ini kaum Yahudi dikenakan pajak khusus Yahudi (Fiscus Yudisius) sebesar 2 dinar perkepala. Mereka bisa terbebas dari pajak ini jika keluar dari agama Yahudi. Kaisar Hadrian juga melarang kaum Yahudi mempraktekkan ajarannya.

    • 132 M: Akibat kebijakan kaisar Hadrian tersebut memicu pemberontakan Yahudi ke 2 yang dipimpin oleh Simon Bar Kokhba. Kaisar Hadrian membasmi pemberontakan orang-orang Yahudi ini dengan balatentara yang luar biasa besar dan membantai hampir setengah juta kaum Yahudi. Hanya beberapa orang yang sempat melarikan diri. Semua bangunan dihancurkan. 

    Setelah pemberontakan Bar Kokhba, Kaisar Hadrianus menggabungkan provinsi Yudea dengan provinsi-provinsi di sekitarnya dengan nama baru Syria Palaestina untuk menggantikan nama Yudea. Kota ini diganti namanya menjadi Aelia Capitolina, dan dibangun kembali dengan gaya seperti suatu kota Romawi pada umumnya. Orang Yahudi dilarang memasuki kota ini, dengan konsekuensi hukuman mati, kecuali untuk satu hari pada setiap tahunnya yaitu saat hari peringatan Tisha B'Av..

    • 313 M : Dibawah kekuasaan kaisar Romawi Konstantine yang meninggalkan agama Pagan dan memeluk Kristen setelah membunuh istri dan anaknya, sang kaisar membangun kembali kota Yerusalem dan menyatakan menjadi kota suci ummat Kristiani. 

    Kota Yerusalem juga mendapat pengakuan istimewa dalam Canon VII di konsili Nicea 1 yang diadakan pada th 325 M. Pada tahun 336 M Konstantine membangun gereja suci ummat Kristiani, gereja makam Kristus diatas bekas bangunan kuil suci Dewa Apollo, yang merupakan bekas kuil suci nabi Sulaiman. 

    Bahkan ibu suri Helena yakni ibunda dari Konstantine yang melakukan ziarah ke Yerusalem mengumumkan telah menemukan Salib suci dimana Yesus pernah disalibkan.

    Jika masa ini merupakan masa keemasan bagi Ummat Kristiani karena mendapat dukungan dari penguasa Romawi. Tidak demikian halnya nasib kaum Yahudi, mereka masih dilarang memasuki kota Yerusalem.

    614 M: Pemberontakan Orang Yahudi,

    Setelah pertempuran Antioch 613 M antara Heraklius kaisar Romawi melawan Shahrbaraz Jenderal Persia yang diperintah kaisar Khosrow II. Peperangan ini dimenangkan oleh pihak Persia yang didukung oleh kaum Yahudi pimpinan Nehemiah bin Hushel dan Benjamin dari Tiberias, kaum Yahudi kembali menguasai kota Yerussalem tanpa perlawanan.

    Hanya beberapa bulan kaum Yahudi menguasai Yerussalem sampai orang-orang Kristen di Yerussalem memberontak dan membunuh Benyamin bin Hushel beserta pengikutnya. Beberapa orang Yahudi memilih mati melemparkan diri mereka dari tembok kota.

    Keberanian orang Kristen untuk merebut Yerusalem dari tangan orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kerajaan Persia harus mereka bayar mahal. 

    Pasukan Shahrbaras segera menyerang kota Yerusalem, setelah pengepungan selama 21 hari Kaum Sasaniyah dan Yahudi berhasil menaklukkan Yerusalem dan membunuh 90.000 orang Kristen serta mendeportasi sekitar 35.000 orang termasuk Patriach Zacharias ke daerah Mesopotamia.

    Sementara itu di daerah Tyre 4.000 orang Yahudi yang menghuni kota tersebut mengundang orang-orang Yahudi dari Tiberia, Galilea bahkan dari Cyprus untuk menguasai Tyre dan membantai penduduk kota yang beragama Kristen. 

    Terkumpul sekitar 20.000 orang Yahudi yang siap mengepung kota Tyre. Ummat kristiani Tyre yang mencium bahaya tersebut segera menawan seluruh orang Yahudi dalam kota Tyre sebanyak 4.000 orang tadi. Tatkala pasukan Yahudi yang berjumlah 20.000 orang menyerang dan membakar gereja-gereja mereka disekitar kota, kaum Kristen Tyre membalas dengan membunuh 2.000 orang Yahudi yang mereka sandera, dan mengancam membunuh sisanya yang 2.000 orang jika kaum Yahudi tidak meninggalkan Tyre dan membatalkan penyerangan mereka. Untuk menyelamatkan sisa tawanan terpaksa pasukan Yahudi meninggalkan kota Tyre dan kembali ke kota asal masing-masing.

    627 M : Heraklius merebut kembali Yerusalem dari Persia.

    Pada 622 M Heraklius mulai mengumpulkan kekuatan untuk merebut kembali wilayah Romawi yang ditaklukkan Persia. Pada akhir 627 M, Heraclius melancarkan serangan musim dingin ke Mesopotamia mengalahkan Persia dalam pertempuran Nineweh. 

    Dia terus bergerak ke selatan di sepanjang Tigris dan menjarah istana agung Khosrau di Dastagird. Karena terus mengalami kekalahan, Khosrau digulingkan dan dibunuh dalam sebuah kudeta oleh putranya sendiri Kavadh II, yang langsung meminta perdamaian. 

    Supaya dapat berdamai, Kavadh bersedia menarik pasukan Persia dari semua wilayah yang sebelumnya mereka rebut dan menyerahkan Salib Suci yang mereka rampas sewaktu penaklukkan Yerusalem. Heraclius mengembalikan Salib Suci yang pernah direbut bangsa Persia ke Yerusalem dengan perayaan yang megah pada 629 M. Atas kemenangan kaum Kristen Romawi ini kaum Yahudi kembali harus menerima kenyataan pahit. Perburuan dan pembantaian kepada orang Yahudi dimulai.

    Seluruh orang Yahudi di Yerusalem dan Galilea dibunuh. Hanya mereka yang berhasil melarikan diri ke Mesir yang dibiarkan hidup. Kaum Yahudi dilarang mendekati Yerusalem atau mendirikan perkampungan radius 3 mil dari Yerusalem.

    636 M : Pembebasan Yerusalem oleh pasukan muslim, Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem.

    Khalifah Umar bin Khattab menandatangani perjanjian dengan Patriark Kristen Yerusalem Sofronius, sang khalifah memberikan jaminan kepadanya bahwa penduduk dan tempat-tempat suci kaum Kristen di Yerusalem akan dilindungi di bawah pemerintahan kaum Muslimin. 

    Tradisi Arab-Kristen mencatat bahwa ketika Khalifah Umar akan memimpin sembahyang di Gereja Makam Kudus, yakni salah satu tempat tersuci bagi kaum Kristen, ia menolak untuk bersembahyang di dalam gereja tesebut sehingga kaum Muslim tidak akan meminta konversi Gereja Makam Kudus menjadi sebuah masjid. Ia bersembahyang di luar gereja tersebut, tempat di mana Masjid Umar (Omar) berdiri hingga saat ini, berlawanan arah dengan pintu masuk gereja Makam Kudus.

    Ketika kaum Muslim pergi ke Bayt Al-Maqdes untuk pertama kalinya, mereka mencari lokasi Masjid Al-Aqsa ("Masjid Terjauh") yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits menurut keyakinan Islam. 

    Sumber-sumber Ibrani dan Arab dari masa itu mengatakan bahwa situs tersebut penuh dengan sampah sehingga kaum Arab dan Yahudi bersama-sama membersihkannya. Khalifah Umayyah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan pembangunan Kubah Shakhrah (Kubah Batu) pada akhir abad ke-7. 

    Syamsuddin Al-Maqdisi, seorang sejarawan abad ke-10, menuliskan bahwa Abdul Malik membangun shakhrah tersebut agar dapat mengimbangi kemegahan gereja-gereja monumental di Yerusalem. 

    Masyarakat muslim menganggap Masjid Al Aqsa sebagai Masjid suci ke 3 ummat Islam, karena itu mereka menamakan Yerusalem sebagai Baitul Maqdis yang berarti rumah suci. Orang Arab lebih sering menyebutnya dengan Al Quds (yang suci).

    Khalifah Umar juga mengundang kaum Yahudi untuk kembali ke Yerusalem setelah 400 tahun lamanya mereka dilarang masuk. 

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah penaklukkan kota suci Yerusalem tidak ada darah yang mengalir, dan 3 penganut agama samawi bisa hidup rukun berdampingan. Tampaknya dunia belajar kata toleransi dari peristiwa-peristiwa pembebasan kota oleh kaum muslimin, dunia Islam tidak menggunakan kata penaklukkan akan tetapi pembebasan.

    1099 M: Ditaklukkan oleh Tentara Perang Salib .

    Pada th 1095 M Paus Urban II menyerukan perang suci untuk mengambil alih kota Yerusalem dari tangan kaum muslim. Ribuan kaum Kristen menyambut seruan Paus Urban II yang menjanjikan pengampunan bagi siapapun yang bergabung dengan misi pembebasan Yerussalem, apapun dosa orang itu. 

    Uniknya korban pertama dari seruan perang kepada kaum muslim yang menguasai Yerusalem adalah orang Yahudi. Dengan logika sederhana, orang-orang Kristen yang tidak mampu bergabung ke Yerusalem karena membutuhkan bekal yang tidak sedikit berpikir, daripada jauh-jauh melawan musuh Tuhan di Yerusalem kenapa kita tidak membunuh saja musuh Tuhan yang kelihatan mata, yakni orang-orang Yahudi yang tinggal di Eropa. Bukankah karena orang Yahudi sehingga Yesus mengalami kematian di tiang salib. 

    Selanjutnya, sejarah mencatat komunitas Yahudi di Rhine yakni di di kota Speyer, Worms, Mainz, dan Cologne menjadi sasaran pertama pembantaian pasukan salib yang lebih di kenal dengan “Pembantaian Rhineland”. 

    Begitu juga komunitas Yahudi di wilayah Danube. Ribuan orang Yahudi dilaporkan tewas menjadi korban.

    Pada tanggal 15 Juli 1099 tentara salib menaklukkan Yersalem dan membunuh seluruh penduduk kota tersebut. 

    Karen Amstrong dalam bukunya Perang Suci (hal 289) menukil kesaksian dari Raymund dari Aguiles yang melukiskan kejadian tersebut penuh dengan semangat Yoshua yang melumuri pembantaian yang mereka lakukan. Inilah kesaksiannya :

    “Sejumlah pemandangan indah mesti disaksikan. Beberapa tentara kami (dan yang ini sudah termasuk cukup bermurah hati) memenggal kepala musuh mereka. Yang lain memanahi mereka sehingga mereka jatuh dari menara-menara. 

    Yang lain menyiksa mereka lebih lama dengan membakar mereka. Tumpukan kepala, tangan dan kaki dapat dilihat di jalan-jalan kota. Sampai- sampai seseorang yang berjalan disitu harus harus berhati-hati agar langkah kakinya tidak menginjak bangkai lelaki dan kuda. 

    Tapi semua itu tidak berarti bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di kuil Sulaiman, tempat yang biasanya dilaksanakan berbagai upacara keagamaan. Apa yang terjadi di sana ? Jika kukatakan yang sebenarnya, pasti itu akan melampaui kemampuan kalian untuk mempercayainya. Jadi cukuplah kukatakan bahwa, paling tidak, di kuil Sulaiman dan berandanya pasukan kami menunggangi kuda yang bergerak di antara genangan darah setinggi lutut dan tali kekang kuda mereka. 

    Benarlah itu suatu hukuman yang adil dan bagus dari Tuhan, sehingga tempat ini dipenuhi oleh darah kaum tak beriman, karena tempat ini telah menderita begitu lama karena pelecehan mereka.”

    Pembantaian itu bukan sekedar perang penaklukkan. Tentara salib menyerbu penduduk Yerusalem dan membantai mereka seakan tentara salib itu para malaikat yang menuntut balas dari Apokalips. Itu hukuman dari Tuhan sendiri. Para prajurit Kristus membantai sekitar 40,000 kaum muslimin dalam 2 hari.

    Menurut sejarawan yang lain yakni Gustave Le Bon, jumlah korban pembantaian pasukan salib jumlahnya mencapai 60.000 orang terdiri dari kaum Muslim, Yahudi dan Kristen yang tidak memberikan pertolongan kepada pasukan salib selama masa pengepungan. Semua korban dibunuh dalam waktu 8 Hari termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tanpa pengecualian. 

    Selanjutnya Gustav le Bon juga menyatakan dalam bukunya La Civisation Islamique Er Arabe, hal 407, menyatakan : “ Kekejaman yang dilakukan oleh tentara salib terhadap kawan maupun lawan, tentara maupun rakyat sipil, wanita ataupun anak-anak, orang tua maupun anak muda, membuat mereka menduduki tempat teratas dalam sejarah kekerasan”.

    Dalam kitab Al-Bidayah wan nihayah, dengan lugas Ibnu Katsir menggambarkan kekejaman orang Kristen eropa ini. Dalam dua hari setidaknya 400.000 nyawa melayang. Kota Yerusalem bergelimang darah, mayat-mayat bergelimpangan dan membusuk dimana-mana. Bahkan komplek Masjid Umar, darah menggenang setinggi lutut.

    1187 M: Shalahuddin Al-Ayyubi mengambil alih Yerusalem dari tentara perang salib. Dan menghapus larangan orang Yahudi tinggal di sana.

    Setelah pertempuran Hittin yang dimenangkan oleh Shalahuddin al Ayyubi, pada tanggal 2 Oktober 1187 M pasukan Shalahuddin memasuki kota Yerusalem sebagai penakluk.

    Karen Amstrong melukiskan peristiwa tersebut sebagai berikut : “ Saladin menepati janjinya dan menaklukkan kota itu sesuai dengan cita-cita tertinggi Al Qur’an. Ia tidak membalas dendam atas pembantaian tahun 1099 dan setelah permusuhan itu hilang, ia mengakhiri pembunuhan (QS Albaqarah 193-194).

    Tak ada satupun orang Kristen yang dibunuh dan tak ada penjarahan. Tebusan dengan sengaja ditetapkan amat rendah, tapi tetap saja ribuan kaum miskin tidak mampu membayarnya karena itu ditawan oleh kaum muslimin. Begitu banyak tawanan sehingga konon seorang tawanan dari kaum Frank dapat ditukar dengan sandal di Damaskus. 

    Tapi ada sejumlah besar tawanan yang lolos dari nasib seperti itu karena Saladin terharu hingga menangis atas penderitaan keluarga- keluarga yang cerai berai dan ia membebaskan sebagaian besar dari mereka tanpa tebusan, dengan tatapan putus asa dari para pencatat keuangan Saladin yang lama menderita akibat sikap murah hati Saladin. 

    Saudara Saladin, Al Adil begitu tertekan atas penderitaan para tahanan itu sehingga minta kepada Saladin agar diberi 1000 orang dari mereka untuk ia pergunakan sendiri, kemudian Al Adil membebaskan mereka saat itu juga ditempat. Semua pemimpin muslim saat itu begitu terkejut menyaksikan orang-orang kaya Kristen kabur dengan harta benda mereka, yang sebenarnya dapat digunakan untuk menebus tawanan. 

    Ketika Imaduddin (penulis pribadi Shalahuddin) melihat Uskup Agung Heraklius meninggalkan kota dengan kereta yang penuh beban harta bendanya, ia mendesak Saladin untuk menyita harta itu. Tapi Saladin menolak. Al Qur’an menyatakan bahwa sumpah dan perjanjian harus benar-benar dijaga dan amatlah penting bagi kaum muslimin untuk menaati hukum. 

    “Orang Kristen di mana pun akan mengingat kebaikan yang telah kita lakukan untuk mereka.” kata Saladin. 

    Heraklius membayar tebusannya 10 dinar seperti yang lain bahkan disediakan pengawal khusus untuk menjaga hartanya selama perjalan ke Tyre.” (Karen amstrong “ Perang Suci “ hal 409-410).

    • 1244 M: Menjadi bagian dari kerajaan Islam Tatar Khawarismi. • 1247 M: Ditaklukkan oleh kerajaan Islam Mamluk Mesir.

    1517 M– 1917 M: Bagian dari kekhalifahan Turki Usmani.

    • Pada tahun 1517 Yerusalem dan daerah sekitarnya jatuh ke dalam kekuasaan kaum Turki Utsmaniyah (Ottoman); secara umum mereka masih memegang kendali atas wilayah ini sampai tahun 1917. Yerusalem mengalami suatu periode pembaruan dan perdamaian dalam pemerintahan Suleiman yang luar biasa, salah satunya adalah pembangunan kembali tembok- tembok megah di sekeliling Kota Lama. Selama hampir sepanjang pemerintahan Utsmaniyah, Yerussalem tetap berstatus provinsi di samping sebagai sentra penting keagamaan, dan tidak turut campur dalam jalur perdagangan utama antara Damaskus dan Kairo. Modern history or the present state of all nations, sebuah buku rujukan berbahasa Inggris yang ditulis pada tahun 1744, menyatakan bahwa "Yerusalem masih diperhitungkan sebagai ibu kota Palestina".

    • Kaum Utsmaniyah membawa banyak inovasi. Sistem pos modern yang dikelola oleh berbagai konsulat serta layanan pengangkutan dan kereta pos reguler merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota. Pada pertengahan abad ke-19, kaum Utsmaniyah membangun jalan aspal pertama dari Yafo ke Yerussalem. Dan, sejak tahun 1892 jalur kereta api telah ada di kota ini.

    1917 M– 1948 M: Menjadi daerah jajahan Britania Raya.

    2 November 1917 sekretaris luar negeri Inggris Arthur Balfour, mengharapkan bantuan orang Yahudi dalam perang melawan Jerman. Maka dia mengeluarkan pernyataan penting yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yang isinya memberikan Israel tanah Palestina untuk menjadi Negara mereka.
    Populasi Palestina pada bulan Desember 1918 setahun setelah deklarasi Balfour :
    Arab Muslim : 512.000
    Arab Kristen : 60.000
    Yahudi : 90.000

    1948 M: Berdirinya negara Israel ,kota Yerusalem dibagi dua, bagian barat direbut Israel, bagian timur dikuasai Yordania.

    Mengenai awal mula berdirinya negara Israel ini ada pandangan yang menggelitik dari Karen amstrong, dalam bukunya Perang Suci hal 580-581 dia menyatakan :
    “...... Setiap kali sebuah perang Salib diserukan melawan kaum Muslim, selalu pecah kerusuhan anti Semitisme (anti yahudi) di Eropa. Ini menjadi kebiasaan Barat yang tak dapat dihilangkan.....

    Kebiasaan anti Semitisme berlanjut tanpa dapat dicegah di Eropa, sebagaimana yang akan kita lihat, dan menemukan ekspresinya yang paling keras dan paling mengerikan dalam perang Salib Nazi pimpinan Adolf Hitler. Tanpa anti Semitisme Barat tak mungkin ada sebuah negara Yahudi di Timur Tengah saat ini.”

    Akibat sikap barat yang anti Yahudi menyebabkan banyaknya kaum Yahudi Eropa dan Uni Soviet yang berimigrasi ke Palestina. Berikut ini gelombang imigrasi Yahudi ke Palestine yang mereka namai Aliyah : yaitu perpindahan dari Diaspora menuju ke tanah Yerussalem.

    Aliyah 1 (1882 M-1903 M)
    Sekitar 35.000 orang Yahudi Soviet berimigrasi ke Palestina dan ke barat daya Syria disebabkan terjadinya pembunuhan besar-besaran Yahudi di Soviet yang lebih dikenal dengan istilah “Pogrom” atau pemusnahan. Dibawah pemerintahan Turki Utsmani yang toleran terhadap agama Yahudi membuat mereka lebih memilih untuk tinggal di wilayah Islam.

    Aliyah 2 (1904 M-1914 M) diantara tahun tersebut sekitar 40.000 Yahudi Soviet kembali berimigrasi ke barat daya Siria disebabkan meletusnya kembali Pogrom di Soviet.

    Aliyah 3 (1919 M – 1923 M) sekitar 40.000 orang Yahudi dari Eropa timur kembali bermigrasi ke Palestina dikarenakan kemenangan Inggris dalam perang dunia 1 dan berkuasa atas Palestina. Sebagaimana disebutkan diatas, Inggris telah menjanjikan orang Yahudi tanah untuk mendirikan negara Palestina jika mereka membantu Inggris dalam perang Dunia 1, atau yang lebih dikenal dengan deklarasi Balfour.

    Aliyah 4 (1924 M- 1929 M) 82.000 orang Yahudi datang lagi ke Palestina disebabkan merebaknya anti Yahudi di Polandia dan Hungaria. Sementara itu Amerika Serikat menolak kedatangan mereka.

    Aliyah 5 (1929 M – 1939 M) Seiring dengan menguatnya NAZI di Jerman dan sentimen mereka yang kuat terhadap Yahudi menyebabkan gelombang besar orang Yahudi datang sekitar 250.000 orang. Di akhir th 1940 diperkirakan populasi Yahudi di Palestina mencapai 450.000.

    Aliyah Bet/ Imigrasi Illegal (1933 M- 1948 M) Pemerintah Inggris mulai memperketat arus imigrasi Yahudi dengan quota. Namun karena semakin kuatnya penindasan Nazi kepada orang- orang Yahudi di Eropa maka gelombang imigrasi ilegal tidak terelakkan lagi. Dengan bantuan Mosad dan Irgun, ribuan Yahudi mulai menyeberang lautan dan memasuki daratan Palestina. Selama beberapa tahun proses imigrasi gelap ini Mosad telah berhasil memasukkan sekitar 110.000 Yahudi ke Palestina, termasuk mereka yang lolos dari Holocaus. Untuk menjustifikasi tindakan brutal Israel terhadap rakyat Palestina seringkali Israel memainkan isu Holocaus ini dan mengklaim 6 juta orang Yahudi tewas di kamp-kamp pembantaian. Seakan-akan mereka menampar orang-orang Eropa yang mencoba mencegah bahwa tindakan mereka sekarang kepada rakyat Palestina masih belum sekejam perlakuan Eropa kepada bangsa Yahudi selama ini. Perpindahan setelah proklamasi negara Israel (1948 M-1960 M), populasi Yahudi saat proklamasi diperkirakan sekitar 650.000 orang. Pada tahun 1949 jumlah tersebut sudah menjadi 2 kali lipat dengan kedatangan 680.000 orang imigran baru.

    • 1967 M: Setelah Perang Enam Hari, bagian barat dan timur Yerusalem seluruhnya dikuasai oleh Israel. Penderitaan rakyat Palestina semakin bertambah akibat kebijakan pemerintahan Israel yang tidak berperi kemanusiaan.

    Kesimpulan :
    Selama 4 000 tahun lebih umur kota Yerusalem, kota tersebut telah memakan banyak korban jiwa karena perbedaan Agama. Hanya selama kaum Muslimin yang memerintah kota tersebut, ke tiga penganut agama samawi yaitu Yahudi, Kristen dan Muslim bisa hidup berdampingan.

    Dari sini kita bisa melihat bagaimana kebaikan hati Muslim Palestina dan sekitarnya untuk menerima ribuan orang Yahudi yang melarikan diri karena di aniaya di negara-negara Kristiani, dibalas oleh mereka dengan menguasai tanah dan mengusir sang penolong yang sudah mendiami wilayah tersebut lebih dari 1.000 th. Perjuangan rakyat Palestina bukanlah karena mereka membenci orang Yahudi yang berbeda Agama tapi mereka mempertahankan tanah leluhurnya yang dirampas oleh orang yang pernah mereka tolong (Yahudi).

    Akibat perlakuan kejam dari masyarakat Kristiani Eropa kepada bangsa Yahudi selama beberapa Dawasawarsa, membuat mereka mempunyai standart ganda, selalu meneriakkan hak asasi manusia hanya selain kepada negara Israel. Dan akibat dari perbuatan tersebut maka rakyat Palestina yang menjadi korban, mereka harus menebus kesalahan masyarakat Eropa dengan hilangnya kebebasan dan hak asasi mereka tanpa ada pertolongan yang real dari dunia Internasional. Hanya persatuan dunia Islam lah yang mampu membebaskan kembali rakyat Palestina. Sebagaimana Umar dan Shalahuddin ketika menguasai kembali Yerussalem. Keputusan Inggris untuk memberikan tanah Palestina pada saat itu, bisa jadi menjadi jawaban atas anti Semitism (anti kepada Yahudi) dan Islamophobia (ketakutan kepada Islam) yang sedemikian akut melanda bangsa Eropa dan Amerika. Dengan menempatkan Yahudi di tengah jantung dunia muslim maka mereka sudah terbebas dari orang Yahudi, sekaligus terbebas dari ancaman dunia muslim yang mereka khawatirkan akan membalas penjajahan mereka. Mereka membiarkan konflik berkepanjangan antara Yahudi dengan muslim, membantu persenjataan Israel agar bisa survive di tengah-tengah dunia Islam, sambil menutup mata atas kekejaman yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina.

    Sebagai sesama muslim, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu perjuangan saudara- saudara kita di Palestina?

    Selain aksi boikot, do’a dan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, uang , dll. Sudah saatnya seluruh ummat Islam dunia untuk bersatu dalam satu komando.
    Kita tidak boleh lagi terpecah belah. Seluruh muslim di dunia ini ibarat satu tubuh . Satu bagian tubuh tersakiti, maka seluruh tubuh merasakan nyerinya.

    Wallahu a’lam bis shawab.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini