Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Bila ingat pesan almarhum Bung Karno, mungkin pesannya yang beken adalah istilah *jasmerah* jangan (sekali - kali) melupakan sejarah. Idiom yang populer tapi tidak semua orang paham maksudnya.
PKI memberontak dan ingin merebut kekuasaan yang sah jelas tercatat pada tahun 1948 dan 1965. Tidak ada yang bisa bantah kecuali simpatisan atau sok menjunjung HAM.
"Bila ada dicatat dalam sejarah ada orang-orang bak tengkorak kala itu saja bisa menjadi petaka bagi rakyat Palestina di kemudian hari, mengapa tidak kita pikirkan TKA Cina yang datang dengan gagah perkasa dalam jumlah yang sudah jutaan orang ini dalam 7 tahun terakhir?" Tanya Pengamat Hukum Politik Suta Widhya SH, Selasa (18/5) sore di Jakarta.
Dalam gambar yang kami kirim yang berjalan bersama H. Agus Salim adalah sebagai berikut :
Pertama, sebelah kanan H. Agus Salim yang bergamis adalah Muhammad Amin Al Husaini mufti Palestina yang berkeliling Timur Tengah untuk mengajak negara-negara di sana mengakui kemerdekaan Indonesia.
Kedua, berjalan sebelah kiri Muhammad Ali Taher pengusaha Palestina yg menguras tabungannya untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
Jadi kalau sekarang ada yang bertanya "Buat apa bantu Palestina yang jauh disana, sedang persoalan dalam negeri masih banyak yang belum terselesaikan?" Ini menunjukkan orang yang tidak tahu sejarah atau ahistoris.
"Persoalan dalam negeri kita sangat jelas tanggung jawab dari para pemimpin yang rajin memperbesar hutang. Sedangkan persoalan Palestina adalah tanggung jawab kita semua sebagaimana pembukaan UUD'45 yang mengamanatkan agar menghapus setiap bentuk penjajahan di muka bumi ini,"Tutup Suta.