Muara Enim (Sumsel), Kabartujuhsatu.news,-Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani melakukan peningkatan produksi melalui program Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP) guna menjaga ketersediaan stok pangan dan memenuhi kebutuhan pangan nasional. Melalui program ini, petani kini mampu menanam dan memanen padi sebanyak 4 kali dalam setahun
Program OPIP salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan (Sumsel). Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian, Tanaman dan Holtikultura Sumatera Selatan (SUMSEL) R Bambang Pramono mengatakan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sumber Harapan Desa Tanjung Jati Kabupaten Muara Enim Sumsel sudah melaksanakan kegiatan OPIP pada tanaman padi sejak musim tanam I (MT-I) pada November 2020 seluas 30 hektare (ha) menggunakan varietas mekongga yang sudah dipanen pada Maret 2021 dengan provitas panen 6,7 ton/ha.
“Seusai panen petani langsung lakukan olah tanah dan tanam pada Maret lalu untuk segera masuk musim tanam II dan Alhamdullilah akhir Juni Gapoktan Sumber Harapan Desa Tanjung Jati sudah panen dengan hasil 6,95 ton/ha gabah kering panen (GKP) menggunakan varietas Pajajaran. Ini lebih dari biasanya yang hanya 6 ton/ha GKP,” ujar Bambang saat turun di Desa Tanjung Jati Kabupaten Muara Enim, Senin (5/7/2021).
Bambang mengatakan MT-III juga akan segera dilakukan olah tanah dan tanam varietas yang sama yakni Pajajaran pada bulan Juli ini dan diharapkan dipanen pada bulan September. Setelah dipanen pada MT-III , rencananya petani akan langsung lakukan olah tanah dan tanam padi varietas Pajajaran pada MT-IV pada bulan September dan direncanakan panen pada akhir Desember 2021.
“Saya sangat bersyukur dengan program OPIP ini. Tanggapan dan sambutan petani cukup antusias dan bersemangat mengingat produksi bisa melampaui target dari tahun sebelumnya dan dengan kerja keras serta kerja pintar yang menggunakan mekanisasi dalam pra panen serta pasca panen. Harapan poktan/ gapoktan, agar bantuan ini bisa ditingkatkan baik ditingkat usaha tania tau hulu maupun sektor hilir nya, semua ini juga tidak lepas dari dukungan dan bimbingan para penyuluh di lokasi kegiatan serta didukung sarana irigasi yang menyediakan air sepanjang musim kata Bambang.
Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab mengatakan sistem OPIP merupakan pilihan yang menjanjikan untuk meningkatkan produksi padi sebab konsepnya adalah melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan sawah sehingga diharapkan dapat dilakukan tanam padi 4 kali dalam setahun. Penerapan OPIP merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor.
“Idealnya OPIP dikembangkan di sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang tahun, bukan daerah endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam. Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi dan penggunaan benih umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, tray),” ucap Ismail.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan dengan program OPIP mengefektifkan masa tanam padi dari mulai persemaian sampai panen.Para petani dapat menanam padi lebih dari dua atau tiga kali bahkan lebih dalam setahun sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatannya guna terwujudnya upaya ketahanan pangan nasional.
“Dibawah arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo kita terus dorong penerapan program ini diberbagai daerah. Melalui program OPIP ini tentu kendala lahan pertanian juga semakin berkurang sehingga kita bisa sekaligus atasi permasalahan lahan dengan adanya OPIP ini,” tandas Suwandi.