Soppeng (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,- Di tengah persaingan hidup yang makin keras, orang-orang yang hidup di perkotaan terasa makin individualis.
Mereka terkadang tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar dan hanya mementingkan keperluan pribadi masing-masing.
Kesibukan mencari nafkah membuat mereka kurang peduli dengan sekitar, termasuk kepada fakir miskin, pengemis, atau gelandangan.
Sesuai sebutannya, orang-orang yang kita sebut pengemis dan atau gelandangan tentu tak punya banyak uang alias miskin.
Dari pakaian dan penampilan mereka yang serba lusuh, kumal, kotor, bau, compang-camping, kita bisa menilai orang itu sebagai pengemis.
Mereka biasa meminta-minta uang kepada orang yang mereka temui sehari-hari di jalanan.
Cara kerja mereka biasanya mangkal di emper-emper toko sambil menengadahkan tangan atau menghampiri mobil dan motor dan atau pengguna jalan.
Mereka biasanya dipandang sebelah mata oleh kaum berpunya. Namun siapa sangka pengemis atau gelandangan juga ada yang berhati mulia seperti Wawan sapaan dari pengunjung warkop yang sering mangkal di warkop warkop seputaran kota Watansoppeng.
Nampak Wawan dengan sibuknya memasukkan uang kertas di kotak amal yang ada di warkop 63 Watansoppeng Sulawesi Selatan, meski hidupnya tidak diwajibkan untuk mengeluarkan zakat dan atau melakukan ibadah.
Salah satu pengunjung Warkop Ade Irawan mengungkapkan, " Lihat dia betapa mulianya dia sempatkan diri menyumbang untuk pembangunan rumah ibadah meski kesehariannya dapatkan rezeki dari belas kasihan orang, ujarnya, Minggu (11/7/2021).
Sementara pengunjung lain dari Jurnalis Online Indonesia Kabupaten Soppeng Allin Beddu mengungkapkan, " Ini yang perlu diapresiasi meski rezeki standar yang ia miliki namun hatinya terbilang mulia, pungkasnya.