Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Selasa 23 Februari 2021 (Ist).
Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Ekonom Senior Indef, Prof. Bustanul Arifin menegaskan pentingnya menjaga sektor pertanian agar tetap berproduksi dan memberi kontribusi pada perbaikan ekonomi nasional. Hal ini disampaikan Bustanul dalam diskusi Indef berjudul "Pertanian Bantalan Resesi" yang digelar melalui format webinar.
"Kenapa pertanian disebut bantalan? sebab ketika semua sektor terperosok akibat pandemi covid 19, sebaliknya sektor pertanian tumbuh positif dan tetap berkembang secara baik. Karena itu perlu kita jaga bersama," ujar Prof. Bustanul, Senin, 20 September 2021.
Menurut Bustanul, Indonesia bukan tidak mungkin menjadi negara terkuat di dunia apabila sektor pertaniannya dikelola dengan baik. Apalagi, pertanian terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menghidupi jutaan warga yang terdampak PHK.
"Oleh karena itu program yang digagas pemerintah (Kementerian Pertanian) kalau diadopsi oleh banyak daerah lain, maka bisa mencapai apa yang disebut dengan 5 CB. Walaupun saya yakin perkembangannya akan sedikit lamban karena covid terus berkembang. Tapi lebih baik lamban dari pada tidak berkembang sama sekali," katanya.
Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti mengatakan bahwa sektor pertanian Indonesia memang masih jauh lebih baik jika dibanding dengan negara tetangga seperti Thailand, Malayasia dan Filipina. Namun, ia menyarankan agar pemerintah mau mempelajari perkembangan sektor pertanian dari negara lain yang sudah maju, terutama dalam melakukan pengelolaanya.
"Kita bisa belajar dari Finlandia atau begara eropa lainya yang sudah lebih dulu menggunakan teknologi. Apalagi tantangan kita saat ini adalah selalu berkaitan dengan perubahan iklim dan bencana," katanya.
Meski demikian, ia bersyukur karena Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) terus mengalami perkembangan yang baik, sehingga nilai kesejahteraan petani di tengah suasana pandemi tetap terjaga.
"NTP dan NTUP pada saat pandemi relatif meningkat, dan ini bisa menjadi strategi kedaulatan pangan kita ke depan," katanya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi yang diwakili Sekretarisnya Bambang Pamudji menjelaskan bahwa langkah cepat 5 Cara Bertindak adalah bagian dari strategi dan arah kebijakan pertanian Indonesia dalam menjalani aktivitas produksi pasca pandemi.
"Hasilnya NTP juli 2021 mencapai 103,48 atau naik 1,16 persen jika dibandingkan juli 2020. jadi sejak juni 2020 NTP dan NTUP dalam kondisi baik. Kemudian ekspor kita juga naik dan impor kita turun," katanya.
Disisi lain, Bambang menyebut bahwa saat ini Kementerian Pertanian tengah mendorong program klaster pangan lokal dan diversifikasi pangan melalui program pekarangan pangan lestari dan food estate yang tersebar di sejumlah daerah.
"Kami juga berupaya menjaga ketersediaan pangan dengan memberi stimulus relaksasi KUR serta mempercepat bantuan sarana dan prasarana produktivitas. Kemudian membantu petani dalam mengangkut pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dan melakukan kerjasama dengan penyedia jassa. Semua biayanya kami subsidi," tutupnya.
Sumber : Humas Kementan