Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Sebagai salah satu strategi ketahanan pangan yang dinyatakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai Cara Bertindak (CB) kedua, diversifikasi pangan lokal sangat penting dilakukan, karena pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, seluruh dunia berada dalam ancaman krisis pangan serta prediksi adanya kekeringan.
Demikian dikatakan Plt Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, saat membuka Ekspose UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) pangan lokal di Ground Floor Kuningan City Mall Jakarta, Kamis (23/09/2021).
Sarwo menambahkan, potensi pangan lokal sumber karbohidrat selain beras, seperti singkong, jagung, sagu, kentang, pisang, dan talas perlu digali dan dimanfaatkan, agar tidak tergantung hanya pada beras.
Untuk itu, ujar Sarwo Edhy, pelaku UMKM pangan lokal perlu diberikan apresiasi, karena mereka adalah salah satu ujung tombak pengembangan pangan lokal di negeri ini.
"Saya memberikan apresiasi tinggi kepada para pelaku UMKM pangan lokal, karena mereka inilah yang berperan penting mengembangkan pangan lokal," ujar Sarwo.
"Semoga kita mampu bekerja bersama satu tujuan untuk membangun UMKM pangan lokal menjadi berdaya saing demi mendukung gerakan diversifikasi pangan," harapnya.
UMKM di bidang pangan merupakan pelaku usaha yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan industri pangan di Indonesia, dimana 60% pelaku usaha sektor pangan adalah UMKM.
Untuk itu, penguatan UMKM memegang peran penting dalam upaya mewujudkan industri pangan yang berdaya saing.
Dalam laporannya, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yasid Taufik mengatakan, tujuan ekspose UMKM dengan tema "UMKM Sebagai Lokamotif Pembangunan Pertanian" adalah untuk mengeskalasi dan menguatkan jejaring pemasaran para pelaku UMKM pangan lokal.
Untuk penguatan UMKM pangan lokal, BKP Kementan melakukan pelatihan, promosi, fasilitasi pemasaran melalui gerai pangan lokal maupun pemasaran online melalui panganlokal.id.
Melalui upaya tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi masalah UMKM pangan lokal seperti keterbatasan permodalan, manajemen sumber daya manusia, akses pemasaran dan distribusi, kontinuitas bahan baku, serta kurangnya penggunaan teknologi khususnya dalam pengolahan pangan.
Sementara itu Jeng Dewi dan Dzamil masing-masing Perwakilan UMKM Jawa Timur dan Jawa Barat, mengakui merasakan manfaat yang besar dengan adanya Ekspose ini, terutama untuk membuka jaringan pemasaran yang lebih luas lagi.
Ekspose yang dijadwalkan berlangsung dari 23-26 September 2021 ini diikuti 35 UMKM pangan lokal dari berbagai daerah. UMKM ini merupakan bagian dari 500 UMKM yang dibina BKP Kementan. Aneka produk olahan pangan lokal bisa dibeli disini. Atau bagi yang ingin bekerja sama mengembangkan bisnis pangan lokal, juga bisa berkunjung kesini, Pungkasnya.
Sumber: Humas Kementan