Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Tidak dapat dipungkiri, saat ini Candu merupakan bisnis ilegal terbesar tingkat dunia selain ilegal lain dari prostitusi dan perjudian. Namun, ternyata di salah satu negara bagian USA ada eks petinju kelas dunia yang tertarik dengan bisnis Candu yang nama produknya adalah ganja.
Di salah satu negara bagian USA memproduksi ganja tidak dilarang. Beda dengan dengan negara - negara lain yang punya potensi produsen Candu jenis ganja, bisa terkena hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Di negeri ini meski ada badan khusus yang menangani kasus narkoba atau Narkotik ilegal ini, namun hingga kini prevelensi kasus narkoba tidak pernah hilang atau minimalis berkurang. Adakah ini tidak berkorelasi positif dengan kedatangan TKA Cina Komunis atau penyelundupan melalui jalur tikus dan jalur resmi?
Di pinggir kota Jakarta, ada perumahan - perumahan elit yang dengan mudah orang bisa menghilang dan kabur dengan speedboat super cepat ke laut bebas. Demikian pula fenomena yang terjadi dengan kondisi alam di Riau, Medan, Aceh, hingga Kalimantan. Semua tempat itu dimungkinkan menjadi titik lemah masuknya narkoba dari luar. Ini merupakan bentuk keunikan sebuah negara kepulauan.
Selain itu perumahan elite di Tangerang sering ditemukan rumah yang dipakai sebagai pabrik penghasil narkoba. Mereka semua memproduksi bahan konsumsi beracun untuk generasi muda. Banyak korban perdagangan ilegal ini adalah kaum muda. Ini salah satu cara penaklukan sebuah negara dengan cara merusak generasi muda. Proxywar namanya.
Kisah Yengkee ditangkap dan ditahan oleh Polresta Bogor saat Jumat (3/9) Pukul 01.01 dinihari menarik untuk dilupakan. Sehingga pasti sulit dilupakan oleh yang mengalaminya.
Mengapa begitu? Pertama, Yangkee diduga memegang 3 gram Tembakau Sintesa Gorila di sebuah kost di Kota Bogor saat penggrebekan.
Kedua, ia masih di bawah umur karena masih sekolah di kelas 12 di sebuah SMA di Bogor. Ketiga, ia siswa berbakat dengan otak encernya kemungkinan mendapat undangan untuk kuliah di Universitas negeri ternama di negeri ini. Keempat, perkaranya membuat sibuk banyak pihak, mulai dari para kolega dari sang ibu, Advokat, dan Ahli Narkoba yang juga seorang dokter. Kelima, ada tekanan halus sampai sedang dari Yayasan Rehabilitasi terkait biaya.
"Syukurlah Kami berhasil mengeluarkan Pemuda ini berkah dari Tim PH dan Pihak Medis Dokter Bambang Eka yang memberikan arahan bagaimana menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. Dia praktis ditahan mulai Jumat dinihari hingga Rabu dipindahkan ke yayasan, "Jelas Advokat Suta Widhya SH, Kamis (9/9) pagi di Jakarta.
Advokat Sutawidhya yang juga pengurus Gerakan Advokat dan Aktivis ini mengatakan bahwaSang ibu dan para saudaranya yang begitu gigih dan tanpa lelah berupaya membebaskan patut diancungi jempol.
"Kami pun mengucapkan rasa terima kasih atas arahan dan kebijakan yang diambil pihak kepolisian dan yayasan Rehabilitasi yang dengan tulus mau merehabilitasi generasi muda ini untuk mau menggadapi masa depan lebih baik lagi." Tambah Suta.
Dirinya berharap perang melawan narkoba mesti dimaknai sebagai perang candu jilid 2 setelah terjadi di Cina sebelum perang Dunia Pertama. Cina komunis belajar dari pengalaman masa silam kelam dimana bangsa Eropa menghancurkan Cina lewat Candu? Dan dikuatirkan mereka copy paste dan palsukan "produk" bangsa Eropa tersebut sebagaimana habituasi mereka selama ini untuk perlakukan bangsa-bangsa lain lewat investasi dan narkoba?
"Waspadalah waspadalah waspadalah. Kejahatan bisa saja terjadi saat kita semua lengah dan komprador ikut membantu pihak asing. Bila Darurat Narkoba itu ada, dan kata-kata perang terhadap narkoba pernah diucapkan oleh pemimpin di negeri ini, maka rakyat berhak menagih ucapan pemimpin tersebut, "Pungkas Suta. (Red).