Kabartujuhsatu.news,-Berbincang tentang Partai Komunis Indonesia (PKI), apakah hubungan Presiden RI Ir Soekarno dengan PKI? Siapakah dalang pembantaian massal PKI 1965 -1966 di Indonesia?.
Lalu apa keterlibatan Inggris dalam propaganda pembantaian massal ini?
HUBUNGAN PRESIDEN SOEKARNO DAN PARTAI KOMUNIS INDONESIA (PKI)
Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, maka secara resmi Indonesia telah merdeka dari penjajahan kolonial dan terbebas dari penyiksaan fisik para penjajah yang berkuasa di Indonesia.
Kedaulatan tanah air menjadi otoritas bangsa Indonesia secara mandiri tanpa campur tangan penjajah.
Sejak saat itu pula dilantiklah Ir. Soekarno sebagai presiden beserta Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia yang dipercaya untuk memimpin bangsa Indonesia.
Presiden Soekarno adalah proklamator Indonesia yang menyerukan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Selain itu, beliau adalah sosok penting yang terlibat dalam pendirian Federasi Malaysia (melibatkan Indonesia, Filipina, dan Malaysia) dimana sebagian daerah yang di dalamnya adalah wilayah bekas persemakmuran Inggris.
Peristiwa ini bermula ketika terjadi konfrontasi Malaysia dengan Indonesia yang bersitegang.
Malaysia yang merupakan negara bekas persemakmuran Inggris bersikeras mendirikan Federasi Malaysia atau Persekutuan Tanah Melayu.
Bung Karno menolak keinginan Malaysia sebab Federasi Malaysia sama halnya dengan bentuk baru kolonialisme dan imperialisme Inggris di ASEAN.
Konfrontasi ini berlanjut dengan aksi anarkis saling serang dimana pemuda Malaysia menyerang kantor Kedubes Indonesia di Malaysia serta pemuda Indonesia menyerang kantor Kedubes Inggris dan Malaysia di Indonesia.
Perselisihan semakin memanas dan merambat pada perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
Pada September 1963, istilah “Konfrontasi Malaysia” dan “Ganyang Malaysia” menjadi popular di Nusantara yang mendorong konflik dua negara ini semakin tegang.
Konfrontasi inilah yang menjadi salah satu faktor penting terjadinya kudeta pada tahun 1965 yang di lakukan PKI.
Hal ini karena konfrontasi antar dua negara merupakan kebijakan sepihak yang dilakukan oleh Soekarno dengan didukung oleh PKI dan tidak di didukung oleh banyak orang.
PERAN INGGRIS DAN KETERLIBATAN PRESIDEN SOEHARTO DALAM PEMBANTAIAN MASSAL PKI
Penolakan pembentukan Federasi Malaysia oleh Presiden Soekarno berbuntut panjang pada konfrontasi Malaysia-Indonesia serta aksi anarkis pemuda Indonesia di kantor Kedubes Inggris di Indonesia menjadikan Inggris menaruh dendam pada Presiden Soekarno.
Inggris pun menyusun strategi untuk menggulingkan Presiden Soekarno. Melalui mata-mata Inggris yang dikirim ke Indonesia, diketahui bahwa ada kekuatan besar Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendukung kebijakan Presiden Soekarno.
Inggris pun menyebarkan propaganda pembasmian PKI melalui berita-berita dan siaran radio.
Lewat berita dan siaran radio, mereka menyebutkan bahwa PKI dan siapapun yang mendukung aliran komunis di Indonesia harus segera dibasmi.
Propaganda Inggris untuk menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno dan pembasmian PKI pun akhirnya tercapai dengan digulingkannya Presiden Soekarno oleh Jenderal Soeharto.
Jenderal Soeharto memiliki keterlibatan besar sebagai orang yang paling berjasa dalam rangka membasmi PKI di Indonesia.
Diperkirakan sekitar 500.000 orang yang terkait dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dibantai antara tahun 1965 dan 1966.
Kenapa Inggris memanfaatkan Jenderal Soeharto untuk mencapai tujuannya?.
Karena mereka memiliki tujuan yang sama yakni sama-sama ingin menggulingkan Soekarno.
Dengan lengsernya jabatan Presiden Soekarno, maka Jenderal Soeharto dapat memperoleh kekuasaan sebagai Presiden menggantikan Bung Karno.
Selain itu, gulingnya Presiden Soekarno dari pemerintahan akan mempermudah Inggris untuk membentuk Federasi Malaysia yang merupakan bentuk kolonialisme baru di Asia Tenggara di bawah komando Malaysia dengan arahan Inggris.
Provokasi propaganda Inggris dengan pembantaian massal PKI yang berlangsung pada tahun 1965 – 1966 mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang.
Bahkan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) menyebut bahwa pembantaian massal PKI ini termasuk dalam peristiwa pembunuhan massal paling brutal dalam catatan sejarah selepas Perang Dunia di abad ke-20.
Seruan propaganda anti-komunis yang digunakan Inggris membuahkan hasil dengan gugurnya ratusan ribu rakyat Indonesia yang dituduh sebagai bagian komunis.
Skenario Inggris sebagai provokator yang menyerukan propaganda pembantaian massal PKI ini merupakan tindakan kriminal yang tidak berperikemanusiaan hingga menyebabkan pertumpahan darah dalam suatu negara.
Inggris adalah bangsa asing yang turut campur tangan kedaulatan dan keamanan bangsa Indonesia.
Bukan hanya itu, sikap Inggris yang mengintervensi urusan internal bangsa Indonesia juga merupakan tindakan yang tidak etis, seolah Inggris tidak bisa menghargai keputusan bangsa lain serta ketidakhormatan Inggris dengan adanya Komnas HAM.
Selain itu, Inggris adalah bagian dari negara adipower yang memimpin PBB. PBB selalu menyerukan keadilan dan kesejahteraan bangsa-bangsa di dunia, mengapa faktanya bertolak belakang dengan visi misi PBB?.
Mengapa Inggris justru menjadi dalang dibalik peristiwa pembantaian yang merupakan kejahatan kriminal.
Hal ini tidak sejalan dengan apa yang mereka koar-koarkan dalam PBB.
Berdasarkan peristiwa pembantaian massal PKI yang terjadi atas propaganda Inggris tersebut, sudah seyogyanya Inggris meminta maaf pada bangsa Indonesia.
Inggris berhutang ratusan ribu nyawa pada bangsa Indonesia sebab telah menyerukan pembunuhan massal atas propaganda anti komunis yang diprovokasikan dan disebarkannya melalui radio-radio dan berita-berita nasional di tanah air.
Setelah beragam dokumen berhasil dikumpulkan, penyelidikan dilakukan dan hasilnya menunjukkan secara konkret bahwa Inggris adalah dalang pembantaian massal PKI dan rakyat Indonesia yang dianggap sebagai simpatisan PKI, sudah sepantasnya Inggris membuat pernyataan maaf pada bangsa Indonesia dan seluruh masyarakat
Nusantara atas peristiwa yang terjadi tersebut. (Hadi).