Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Syafrudin Budiman SIP Ketua Umum DPP Partai UKM Indonesia mengucapkan selamat kepada Said Iqbal yang terpilih dan dilantik sebagai Presiden Partai Buruh periode 2021-2026. Dimana Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Selasa, 5 Oktober 2021 resmi melanjutkan estafet Partai Buruh Nasional (PBN) yang didirikan Muchtar Pakpahan.
"Sebagai Ketua Umum Partai UKM Indonesia, mantan aktivis mahasiswa 98 dan mantan organiser buruh, saya mengucapkan selamat Partai Buruh. Yang mana bisa tampil kembali di bawah kepemimpinan Said Iqbal," ujar Syafrudin Budiman kepada media, Rabu malam (06/10/2021) di Jakarta.
Terpilihnya Said Iqbal sebagai Presiden Partai Buruh disambut baik Partai UKM Indonesia. Dimana sama-sama mengusung isu kesejahteraan, keadilan sosial dan persamaan hak.
"Partai UKM Indonesia dan Partai Buruh sama-sama mengusung isu kesejahteraan dan keadilan sosial. Jadi kami ucapkan selamat dan semoga bisa lolos verifikasi faktual KPU RI dan berjumpa di Pemilu 2024," kata pria yang pernah ditangkap polisi pada Peringatan Mayday Tahun 2022 lalu di Surabaya.
Gus Din sapaan akrab Syafrudin Budiman ini menjelaskan, hari ini hanya sedikit partai, yang secara tegas mengusung isu kesejahteraan, keadilan sosial dan persamaan hak. Katanya, rata-rata partai politik di Indonesia cenderung patron klien.
"Faktor Klientelisme merupakan fenomena sosial politik yang di Indonesia, terutama di saat menjelang Pemilu. Dimana banyak partai politik ditandai oleh pola politik aliran, atau lebih tepatnya, kompetisi politik antar aliran. Jadi yang ini termasuk partai modern berbasis massa yang jelas," jelasnya.
Menurut Gus Din, partai politik harus memiliki basis massa dan ideologi yang jelas. Kedepan partai politik yang seperti ini akan lebih diterima masyarakat, karena jelas memperjuangkan anggotanya.
"Partai UKM Indonesia dan Partai Buruh termasuk tipe partai politik yang sama, dengan tujuan memperjuangkan anggotanya lewat jalur politik. Kalau UKM dan Buruh sejahtera makanya negara juga akan jelas sejahtera," pungkas Gus Din, Sarjana Ilmu Politik FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini. (red)