Jakarta, Kabartujuhsatu.news,- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi ratusan perwira tinggi dan perwira menengah Korps Bhayangkara pada akhir Oktober 2021.
Rotasi itu dilakukan sebagai penyegaran organisasi dan pencopotan sejumlah pejabat bermasalah.
Mutasi itu termaktub dalam empat surat telegram (STR) yang ditandatangani oleh Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia, Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri pada 31 Oktober. Total 173 perwira yang dimutasi.
Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan bahwa hal tersebut senada dengan semangat Listyo membenahi internal Polri dengan memotong pimpinan di suatu kesatuan yang bermasalah.
"Ya, Benar (penerbitan telegram). Penyegaran organisasi dan Komitmen Bapak Kapolri yang salah dicopot," kata Argo saat dikonfirmasi, Senin (1/11).
Tercatat dari keseluruhan telegram, ada tujuh pejabat yang dicopot dari jabatannya dalam rangka evaluasi.
Mereka ialah Dirpolairud Polda Sulbar, Kombes Pol Franciscus X. Tarigan yang dipindahkan dengan jabatab baru sebagai Pamen Pelayanan Markas (Yanma) Polri.
Lalu sejumlah Kapolres, seperti Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut AKBP Deni Kurniawan; Kapolres Pasaman AKBP Dedi Nur Adriansyah; Kapolres Tebing Tinggi AKBP Agus Sugiyarso; Kapolres Nganjuk AKBP Jimmy Tana; Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar; dan Kapolres Luwu Utara AKBP Irwan Sunuddin.
Evaluasi jabatan itu terkait dengan beberapa kasus yang melibatkan polisi beberapa hari terakhir. Misalnya, Kapolres Luwu Utara dicopot usai Kasat Reskrim AKP Amri diduga menembak tersangka kasus penganiayaan dan pembakaran yang sempat buron berinisial IL (30) saat sudah ditangkap.
Kasus ini terjadi pada 9 Oktober 2021 lalu. Pelanggaran itu berbuntut panjang hingga akhirnya Kasat Reskrim dicopot dari jabatannya.
Kini Kapolri turut mencopot Kapolres sebagai pimpinan di Polres tersebut.
Kemudian, Kapolres Nunukan dicopot usai kedapatan menganiaya seorang anak buahnya yang merupakan bintara di Polres.
Aksi itu terekam kamera CCTV yang disebar oleh korban.
Pemicu pemukulan terjadi saat Kapolres tengah mengikuti acara puncak Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKBG) melalui video conference dengan Mabes Polri dan Polda Kaltara.
Namun, di tengah acara terdapat gangguan teknis yang membuat ia memanggil korban.
Korban tak merespons hingga akhirnya Kapolres tak terima dan melakukan pemukulan.
Kemudian, Kapolres Tebingtinggi dicopot imbas dari viralnya video sang istri Eci Agus Sugiyarso yang menari sambil pamer segepok uang di media sosial.
Video itu diunggah oleh stafnya dan menjadi viral.
Eci dan sang suami yang merupakan anggota Polri dianggap memiliki tanggung jawab dalam bergaya hidup.
Hal itu tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/30/XI/HUM.3.4/2019/DIVPROPAM, keluarga Polri dilarang menunjukkan gaya hidup yang hedonis.
"Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi," Kata Argo.
Argo mengatakan bahwa komitmen Kapolri tersebut dapat menjadi efek jera bagi seluruh personel Polri yang melanggar aturan.
Ia menegaskan bahwa semua jajaran di Korps Bhayangkara harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat serta anggotanya di kesatuan.
Promosi dan Rotasi 6 Kapolda
Selain pencopotan jabatan, Listyo juga memberikan sejumlah promosi dalam jabatan baru yang lebih tinggi kepada beberapa perwira lain.
Ia merotasi total 6 Kapolda berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) dalam telegram tersebut.
Mereka ialah Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Ahmad Dofiri diganti oleh Irjen Suntana. Dofiri didapuk menjadi Kabaintelkam Polri yang ditinggalkan oleh Komjen Paulus Waterpauw.
Kemudian Kapolda Sulut, Irjen Nana Sudjana yang kini dipercaya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel).
Nana menggantikan Irjen Merdisyam yang diangkat menjadi Wakabaintelkam.
Selanjutnya, ada Kakorsabhara Baharkam Polri Irjen Nanang Avianto yang menjadi Kapolda Kalteng.
Irjen Nanang Avianto menggantikan Irjen Dedi Prasetyo yang ditunjuk menjadi Kadiv Humas Polri mengantikan posisi Irjen Argo yang dimutasi sebagai Aslog Kapolri.
Lalu, Kapolda Sultra Irjen Yan Sultra Indrajaya menjadi Kapolda Babel. Posisi Yan akan digantikan oleh Irjen Teguh Pristiwanto.
Sebelumnya, Listyo mengultimatum kinerja anak buahnya yang melanggar hukum.
Ia menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada pemimpin di Polri yang tak bisa menjadi teladan bagi jajaran.
Akibat perbuatan segelintir orang, kata dia, banyak persepsi yang muncul dan menggeneralisasi perbuatan sehingga mengabaikan kebaikan lebih banyak anggota, dan Ia pun meminta agar hal itu menjadi koreksi.
Dia (Kapolri) lantas mengutip peribahasa 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala' saat menutup sekolah pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10).
"Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong, katanya.
"Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang," ucap mantan Kabareskrim itu.
Published : Syarif