Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Adanya fenomena penistaan agama marak saat ini tidak terlepas dari kegagalan ulama dalam membangun dan membentuk umat Islam dalam kehidupan sehari - hari.
Ulama saat ini kurang memberikan pendalaman kepada akidah ketauhidan, Lebih banyak masalah fikih dan muamalah belaka, Padahal masalah Tauhid adalah hal yang mendasar.
Bagi kita yang melihat kekurangan ulama dalam mendidik umat seharusnya bersyukur karena diri sendiri masih diberikan hidayah dan keistiqomahan di atas jalan tauhid ini.
Silakan tengok orang-orang di sekitar kita, yang hanya memikirkan urusan perut, Mereka berlomba-lomba dalam berbangga-bangga diri tanpa pernah memikirkan kehidupannya kelak setelah kematian kelak menjemputnya.
Atau orang - orang yang mengeluh atas kekurangan ekonomi dalam hidupnya. Pastilah kita harus bersyukur tidak masuk dalam dua kategori di atas.
Adalah ciri-ciri orang bodoh dan dungu yang menjadikan agama hanya pengakuan saja, ungkapan saja bahkan status KTP saja.
Bangga dengan pikiran sekulernya, Membaca puisi yang menyindir panggilan adzan sebagai sebuah kebisingan.
Apakah mereka jika di _yaumil akhir_ akan di masukkan ke dalam surga sedangkan Tauhidnya saja nol alias kosong? Tentu bisa anda jawab sendiri pertanyaan ini.
Allah azza wajallah telah menetapkan dalam kalamNya bagaimana syarat-syarat masuk surga, Tentu Allah tidak mungkin mengingkari janjiNya.
Ya, hari ini mereka tertawa-ria, suka bersenda-gurau suka, bercanda tawa, Namun, ingatlah di saat ajal menjemputnya nanti, saat itulah azab Allah bagi mereka yang ingkar FirmanNya dimulai.
Apa sih yang dibanggakan dalam hidup ini? Sedangkan kehidupan mereka tidak akan sampai 111 atau 222 tahun hidup di dunia ini.
Beruntunglah bagi orang-orang yang paham memikirkan kehidupan setelah kematian, yaitu tetap teguh berada di atas jalan Tauhid dan Agama yang Qaffah.
Aamiin ya rabbal 'alamin
