Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Baru saja warga pribumi nusantara memperingati Hari Pahlawan pada Rabu 10 Nopember 2021.
Kejujuran seorang pekerja Cleaning service yang menemukan cek 35,9 milyar di Bandara Sukarno Hatta sebuah teladan watak seorang marhaen, watak wong cilik yang mengedepankan kejujuran.
Kejujuran bagi wong cilik adalah sesuatu yang sangat berharga.
Kejujuran adalah modal utama untuk mencapai ketenangan hidup baik di dunia maupun di akherat.
Kejujuran disaat ekonomi covid19 adalah sebuah teladan mahal saat ini.
Bagaimana tidak, bagi seorang pekerja menemukan cek 35.9 milyar adalah bagai kejadian sebuah mimpi, tapi hal ini terjadi dengan nyata dan sungguh benar terjadi.
Andai si pekerja _cleaning service_ tidak memiliki keimanan yang kuat bisa jadi ia akan diam menyimpan atau membuangnya cek yang ia temukan itu.
Ini satu ironi yang sangat jelas disaat ekonomi rakyat sedang menjerit, namun ada seorang warga negara dengan kejujurannya dan dengan moral baiknya mampu memberikan contoh baik kepada para pejabat yang saat ini berkuasa.
Satu sisi disaat jutaan rakyat yang banyak jatuh miskin karena dampak covid19, banyak elit politik dan pejabat negara yg sengaja menjadi kapal keruk dalam situasi ekonomi rakyat yang dalam kemiskinan dan mereka para pemangku menghimpun harta dari PCR, Vaksin covid-19.
Mereka berlomba memperkaya diri dengan _profit taking_ di tengah seluruh rakyat berperang melawan virus impor dari komunis cina.
Seorang pekerja _cleaning service_ ini layak untuk diapresiasi karena jiwa kejujurannya sebagaimana jiwa para patriot, jiwa pahlawannya sebagai seorang yang tidak mementingkan diri sendiri.
"Wahai, para pejabat dan elit politik berkacalah.
"Kalian bisa belajar dari prilaku seorang pekerja cleaning service, kalian yang masih rakus dan tiada kenyangnya untuk perilaku koruptif harus berkaca pada Ibu pekerja Cleaning service Bandara Soekarno Hatta tersebut.
Sekali lagi berkaca dan belajar mumpung masih ada waktu. Malu pada kematian yang akan mendorong kalian ke neraka jahanam kelak bila tidak juga bertobat.
Penulis :
Sahid Besli
