Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Dulu peran satpam penjaga lalu lintas kereta kurang berperan. Hal itu yang kami amati saat kuliah di Universitas Indonesia tahun 1986 di Depok.
Tidak seperti sekarang, lain dulu lain sekarang. Bila dulu peran checker tiket KRL cukup bergengsi. Sehingga tidak sedikit sindiran yang mengarah pada petugas yang satu ini.
Sekarang, sejak di atas tahun 2009 mulai diperkenalkan adanya Tapping Machine. Mulai dari hanya dipasang tanpa kapan berfungsi hingga kemudian mesin Tapping tersebut berfungsi.
Dimulainya manajemen baru dan modern, maka tidak ada lagi *Superman* yang naik di atas KRL. Mereka lenyap langsung tanpa ada lagi aksi semprot cat oleh petugas.
Tidak ada lagi penumpang yang tidak belum karcis. Karena tanpa karcis tidak akan bisa masuk maupun keluar dari stasiun manapun. Tidak ada lagi "damai" di atas KRL untuk yang tidak beli karcis.
Era modern managemen KRL Commuter LINE di Jabotabek sudah berjalan terus sesuai kemajuan zaman. Tidak ada lagi celah kebocoran dana karcis.
Perubahan lain kini lalu lintas penyeberangan penumpang lebih tertib. Tidak ada lagi yang mati konyol karena lengah menyeberang perlintasan seenaknya.
Lain fenomena yang bisa dilihat adalah tidak ada lagi pelaku usaha mikro di peron. Mereka semua tergusur lantaran tidak dapat izin untuk menempati peron.
Tidak ada tempat lagi untuk pelaku usaha mikro, pengasong. Baik di peron maupun di dalam kereta. Mereka sudah diganti oleh pelaku usaha besar dengan "membelah diri" membuat minimarket. Tidak ada lagi orang yang bisa membawa bangku Kecil lipat dan main domino.
Para petugas Satpam KRL mengambil peran penting untuk merubah sikap penumpang yang seenaknya bertingkah-laku. Bising pun di dalam kereta pasti ditegur Satpam.
Untuk masa pandemi covid-19 Corona sejak Maret 2020 fenomena baru terlihat pula. Peraturan menjaga jarak diberlakukan. Anehnya, jaga jarak masih ada hingga hari ini. Padahal yang berdiri sudah tidak lagi berjarak.
Bangku panjang maksimal 4 orang dan bangku pendek 2 orang masih dipatuhi oleh penumpang. Padahal penumpang yang berdiri sudah tidak lagi berjarak. Ini aneh bukan?
Penumpang yang bodoh atau aturannya yang dungu? Sementara itu makelar kekuasaan dan para pebisnis FCR, Antigen, rapid Test dan nama - nama lain yang berhubungan genggam prokes sedang menghitung untung : sesekali melihat saldo rekening bank.
(Sw/24/11/2021)