Jakarta, Kabartujuhsatu.news, - Isu mafia bisnis PCR menjadi perbincangan hangat. Setelah Majalah Tempo dan jurnalis senior Agustinus Edy Kristianto menuding keterlibatan Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir di bisnis ini.
Namun, Ketum Foreder Aidil Fitri secara tegas menepis isu tersebut bahwa kedua pembantu Presiden itu meraih untung besar dalam bisnis tersebut. Aidil mengutip pernyataan Arya Sinulingga, PT GSI yang dikaitkan dengan isu PCR, ternyata hanya mengambil 2,5 persen dari porsi keseluruhan.
Menurut Aidil sapaan akrbanya, banyak pihak saat ini seolah memancing di air keruh, sebut saja mereka saat ini berada di luar kekuasaan. Peristiwa ini juga diharapkan untuk mendesak Presiden Jokowi melakukan reshufle kabinet.
"Ada konflik kepentingan di balik ini," jelasnya kepada media, Sabtu (13/11/2021) di Jakarta.
Katanya, terlihat ada usaha pembunuhan karakter atau character assassination terhadap para pembantu Presiden Jokowi ini. Apalagi Luhut dan Erick banyak digadang-gadang sebagai calon pemimpin di Pilpres 2024 mendatang
"Ini adalah agenda kelompok-kelompok utama yang mengiring opini di mayarakat, bahwa pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan yang korup, tidak bisa di percaya," tukas Aidil yang juga mantan Kordinator Aliansi Relawan Jokowi (ARJ).
Terkahir kata Aidi, pada akhirnya mereka akan mencari sosok baru atau figur baru untuk memimpin diluar lingkaran pemerintahan Jokowi. Dimana mereka baru mereka bisa eksis di panggung politik kalau orang-orang Jokowi tak berkuasa kedepannya.
"Tetapi saya kira mereka seperti mimpi di siang bolong, itu tidak akan mungkin menjadi kenyataan," pungkas Aidil sambil tersenyum. (red)
Penulis: RB. Syafrudin Budiman SIP