Bogor (Jabar), Kabartujuhsatu.news,-Ketika pahlawan telah menjadi patung, maka kepahlawanan tinggal menjadi tontonan. Menghias pusat-pusat kota, termasuk kota pahlawan itu sendiri yang mungkin masih menyisakan kenangan heroik.
Di Jakarta ada Patung Kuda Arjuna Wiwaha, dan Patung Proklamator, Sukarno - Hatta. Selebihnga ada patung Selamat Datang seakan memanggil para pejuang untuk rakyat yang kelak mungkin akan dipatungkan juga sebagai saksi baagi apa yang harus dilakukan hari ini untuk hari esok.
Sekedar nostalgia saja penulus ingat kelajarnya pematung Edy Dunarso yang dominan perancang dan pembuat sejumlah patung di Jakarta dahulu. Kata dia patung yang ada di Lapangan Banteng itu meneriakkan duit... duit ! Kata Edy Sunarso saat ngobrol iseng tentang sejumlah karyanya yang dibuat semasa Presiden Sukarno berjaya dulu.
Lalu ada juga Patung yang kesohor dengan sebutanTugu Tani karena tampilan dari patung itu menyandang senjata yang diapresiasi dalam sejumlah versi dan arti tak hanya sebatas ingin menggambarkan kekuatan rakyat yang harus tetap diperkuat. Karena rakyat tak boleh dikalahkan demi apapun di republik ini.
Tapi ada juga yang mengklaim patung tani bersenjata itu cermin dari tekat Partai Komunis Indonesia yang pernah berkibar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia pernah berdarah-darah.
Tugu pahlawan atau patung pahlawan itu adalah monumen pengabadian dari heroisme para pahlawan yang telah menoreh kisah perjuangan yang sangat mengagumkan demi dan untuk orang banyak. Bukan untuk diri sendiri atau keluarganya semata. Karena itu sebutannya wajar sebagai pahlawan nasional bangsa Indonesia.
Bogor.10 November 2021
