Soppeng, Kabartujuhsatu.news,- Intensitas curah hujan yang cukup tinggi dan ekstrim dalam tiga hari terakhir ini menyebabkan sejumlah daerah di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) tergenang banjir dan menelan korban jiwa.
Satu orang ditemukan meninggal dunia di Kota Makssar dan satu orang di Kabupaten Soppeng serta 1 orang lagi belum diketemukan.
Tak hanya itu, juga terdapat dua unit rumah hanyut terseret luapan air dan 1 rusak berat di kabupaten Soppeng yang berakibat sejumlah keluarga mengalami kerugian materi.
Dari pantauan awak media, sejumlah wilayah di kabupaten Soppeng mengalami dampak banjir di wilayah kecamatan diantaranya Kecamatan Lalabata, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa dan Ganra.
Dari data BPBD Soppeng disebutkan sebanyak 5.786 kepala keluarga terdampak banjir.
Dengan kondisi tersebut sejumlah relawanpun turut prihatin dan andil dalam aksi kemanusiaan untuk membantu warga diantaranya tim relawan Sijum.
Pimpinan Lembaga HAM Indonesia, Arham mengatakan, bencana banjir kali ini cukup parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dengan tingginya air, baik di wilayah pemukiman penduduk maupun diruas-ruas badan jalan sehingga menyulitkan akses jalan untuk masuk dan keluar, ujar Arham saat berkunjung ke salah satu wilayah terdampak banjir di kecamatan Marioriawa, Rabu (8/12/2021).
Wabup Soppeng Lutfi Halide bersama Camat Marioriawa Usman Achmad dan Arham MS (Ist).
Dari pantauan wartawan di sela-sela operasi berbagi makanan siap saji oleh relawan SiJum, nampak terlihat melintas rombongan wakil bupati Soppeng Lutfi Halide, yang juga melakukan peninjauan di wilayah lokasi banjir di Kelurahan Kaca Kecamatan Marioriawa.
Kedua orang peduli kemanusiaan inipun bertemu di lokasi dan berbincang terkait kondisi wilayah yang dikenal Bumi Latemmamala, yang saat ini sedang di Landa bencana banjir.
Kepada Wakil Bupati Soppeng Ir Lutfi Halide, Arham menyampaikan bahwa sejak semalam hingga hari ini ia tidak menemukan posko yang didirikan oleh unsur pemerintah, baik di kecamatan maupun di kelurahan, ujar aktivis kemanusiaan dan LSM ini.
Arham pun memberi masukan dengan mengatakan, "Ijin Pak wabup, baiknya jika ada musibah seperti ini setidaknya ada posko pemerintah sebagai pusat koordinasi dan komunikasi di lokasi kebencanaan," ujar Arham kepada wabup Lutfi Halide.
Katanya, "Dua hari hujan tidak pernah berhenti sehingga pada hari Selasa (7/12) terdapat titik lokasi pemukiman yang terisolir oleh banjir.
Maka dari itulah para relawan SiJum (Sijum Soppeng dan Sijum Bone) berinisiatif membuka posko dapur umum tepatnya di jalan Samudera, terang Arham kepada Wabup Soppeng.
"Alhamdulillah, tadi malam kami mendistribusikan langsung 100 porsi makanan siap saji dan langsung dibagikan ke warga.
"Dan hari ini kami kembali mendistribusikan makanan yang diterima sekitar 300 jiwa di wilayah kecamatan Marioriawa," ungkapnya Arham lagi.
Dikatakannya, Pihaknya fokus di kecamatan Marioriawa karena daerah tersebut yang paling terdampak, tandas Aktivis yang juga Ketua DPP AMJI RI ini.
"Insya Allah, hari ini kami targetkan sebanyak 1.500 porsi untuk makan siang dan malam," sebut Arham.
Pada kesempatan yang sama, wakil bupati Lutfi mengucapkan terima kasih kepada para relawan.
"Atas nama Pemkab, saya mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan bantuan saudara-saudara relawan," ujar Wabup Soppeng.
Lutfi Halide menuturkan bahwa pihaknya kesulitan jika harus mengcover secara bersamaan dan keseluruhan, sehingga pemerintah bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh relawan atas perhatiannya dalam aksi kemanusiaan termasuk SiJum, ucap Wabup Soppeng.
"Kalau dari pemkab sudah ada posko yang langsung kami dirikan sejak terjadinya bencana banjir ini, tegas Lutfi Halide.
"Saya juga sudah perintahkan kepada para lurah dan camat untuk mendirikan posko sebagai pusat pelayanan dan komunikasi kepada masyarakat, pungkas Lutfi Halide dihadapan camat dan lurah.
(Red/Fs).
