Suta Widhya : Bahaya Komunis Cina Itu Nyata, Diduga Ribuan Kapal Cina Masuki Natuna Ganggu Aktivitas Tambang Milik Pribumi Nusantara
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Suta Widhya : Bahaya Komunis Cina Itu Nyata, Diduga Ribuan Kapal Cina Masuki Natuna Ganggu Aktivitas Tambang Milik Pribumi Nusantara

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 04 Desember 2021, Desember 04, 2021 WIB Last Updated 2021-12-05T02:09:27Z
    masukkan script iklan disini

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Disinyalir pemberitaan CNBC Indonesia cukup valid terkait  pernyataan Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang menyebutkan bahwa ada ribuan kapal milik Vietnam dan China yang masuk perairan Natuna, dekat Laut China Selatan. 

    "Kapal-kapal tersebut telah   mengganggu aktivitas pertambangan kapal Nasional." Kata Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Laksda S. Irawan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (13/9/2021).

    "Dalam pantauan  radar atau pantauan dari Puskodal, sampai saat ini di daerah overlapping itu masih ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 kapal-kapal Vietnam, pantauan radar, termasuk kapal-kapal coast guard China," kata Irawan lebih lanjut pada  Senin (13/9/2021).

    Irawan menjelaskan bahwa secara  kasat mata ataupun langsung pengamatan udara, itu bahkan sampai ratusan, mungkin ribuan kapal yang ada di perairan Natuna. 

    Lebih lanjut Irawan  menyebutkan ada ratusan atau ribuan kapal China dan Vietnam yang memasuki perairan Indonesia di Natuna Utara tanpa izin dan  ini sudah berbahaya bagi kedaulatan Indonesia. 

    Anehnya, kapal-kapal tersebut tidak terdeteksi radar. Bakamla mengetahui itu semua lewat pandangan mata berkat patroli yang dilakukan di sekitar perairan Natuna Utara dekat Laut Cina Selatan.

    "Kapal coast guard Cina pun masih mengganggu atau membayang-bayangi kerja daripada _rig noble_ yang berbendera Indonesia di bawah Kementerian ESDM," urai Irawan lebih lanjut. 


    Sementara itu menurut pengamat Hukum Politik Suta Widhya SH apa yang dikatakan oleh  Irawan beberapa bulan lalu bahwa Bakamla memiliki keterbatasan armada untuk menjaga perairan Indonesia haruslah menjadi perhatian kita bersama. 

    "Beruntung Patroli juga bisa dilakukan berkat meminjam dari TNI di antaranya berupa  pesawat  kerjasama dengan Kogabwilhan. 

    Khususnya wilayah Natuna Utara ini, bagi Kogabwilhan I dan TNI AU adalah  melaksanakan kerja sama pemantauan udara," kata dia.

    Irawan lalu meminta dukungan DPR terutama Komisi I agar Bakamla bisa lebih baik dalam menjalani tugas pengawasan wilayah perairan Indonesia.

    Suta menyayangkan Bakamla hanya memiliki 10 kapal. Kapal-kapal itu belum bisa beroperasi penuh meski kondisi perairan sekitar Laut Cina Selatan dan Natuna Utara masih sangat dinamis.

    "Bahaya Komunis Cina harus diwaspadai bersama. Apakah RDP 3 bulan lalu sudah mengambil suatu keputusan dan jalan keluarnya," Tanya Suta. 

    "Semoga Komisi I bisa menjaga  kedaulatan bangsa ini agar  tidak bisa diinjak-injak oleh Komunis Cina yang semakin massif eksodus ke tanah air," tutup Suta.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini